AJANG tahunan pentas musik reggae Bali Reggae Star Festival digelar lagi. Digelar di Pantai Mertasari, Sanur, selama dua hari Sabtu (16/9) – Minggu (17/9), inilah pestanya penikmat musik rasta. Memasuki gelaran ke-3 tahun ini, banyak perubahan yang diharapkan dapat menjadikan acara ini makin eksis dan menjadi ikon bagi musik reggae tak hanya di Bali namun juga secara nasional.
“Dari penyelenggaraan, yang sebelumnya hanya sehari, sekarang menjadi dua hari. Dari musisi yang terlibat, mencapai lebih dari 70 band, atau tiga kali lipat dari tahun lalu,” jelas Ngurah Srijaya, ketua penyelenggara kepada wartawan di Sanur, Jumat (15/9).
Begitu pula dari konsep penataan acara, kali ini dibuat nuansa festival sebagaimana banyak festival musik di luar negeri. Misalnya saja selain panggung musik dan stand makanan yang melibatkan puluhan tenant dan food truck, juga tersedia camping ground untuk penonton. “Kalau di luar negeri ada festival kenamaan Woodstock, ya kita berharap Bali Regfae Star Festival menjadi Woodstiock-nya reggae. Nuansanya festival banget,” ujarnya .
Keputusan untuk menambah waktu penyelenggaraan acara, dikatakan sebagai wujud untuk memenuhi keingina penggemar musik reggae. Terlebih setelah melihat bagaimana antusiasnya komunitas reggae dalam penyelenggaraan acara-acara sebelumnya, termasuk tiga kali pre-event dengan menggelar Road To Bali Reggae Star Festival di Jakarta (1/8), Malang (15/8) dan Canggu (19/8). Dengan durasi penyelenggaraan yang lebih panjang, keterlibatan pengisi acara yang makin banyak, dan tentunya target penonton yang juga bertambah – diharapkan dapat mencari 15 ribu penonton lebih — , otomatis memerlukan persiapan yang sedemikian rupa termasuk pengelolaan acara dan keamanan. Untuk itulah, kata Ngurah Srijaya, Bali Reggae Star Festival sebagai even komunitas musik reggae, menggaet banyak pihak untuk mendukung acara ini, termasuk komunitas peduli lingkungan, Yayasan Pembanguan Sanur, Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur dan desa Sanur Kaja. Sementara itu jumlah tenaga pengamanan yang melibatkan sejumlah pihak termasuk pecalang dan kepolisian, panitia, tenaga pendukung hingga personel tenant yang ikut di acara ini, diperkirakan mencapai lebih dari 1.000 orang. Wajar karenanya, target penonton juga cukup tinggi.
“Selain didukung oleh tiga desa dinas dan tiga desa adat yang ada di Sanur, dalam acara ini Sanur Bersatuturut support dengan melibatkan sekitar 94 anggota untuk membantu pengamanan acara bersama ini,” jelas IB Raka Jisnu, ketua Sanur Bersatu.
Bali Reggae Festival menampilkan 42 musisi, dua penampil dari luar negeri – Afro Moses (Ghana) dan Rasjahknow (Australia) – dan musisi nasional maupun dari Bali seperti Joni Agung & Double T., The Bodhi, Vermillion, Smallaxe, Selow Project, Soullast, Cozy Republic, Steven Jam, Shaggy Dog,m Tonty Q Rastafara, Marapu, Richard D’Gilis dan Kecapasinrastafora.
Hari pertama Sabtu (16/9) pentas akan dimulai pk. 15.00 wita, pintu masuk dibuka mulai 14.00 wita. Hari kedua, Minggu (17/9), pentas dimulai pk. 13.00 wita, dan pintu masuk dibuka mulai 11.00 wita. Sesuai nama acaranya, charity concert, pihak panitia juga akan mengarahkan keuntungan dari acara ini untuk gerakan peduli lingkungan bersih, melalui program pengadaan dan penyebaran tong sampah ke berbagai tempat terutama di Sanur. “Tidak tertutup kemungkinan juga, hasil acara digunakan untuk gerakan sosial lain seperti misalnya sumbangan ke yayasan penyandang anak cacat atau lainnya,” demikian ketua panitia, Ngurah Srijaya (231)