Home News Bali Grejag: Kehidupan Ini adalah Seni
Bali tampilkan di SLIDESHOW

Grejag: Kehidupan Ini adalah Seni

Grejag

DI belantika musik pop Bali, nama Komang Grejag atau sering juga ditulis Grejag saja, adalah salah satu penyanyi lawas yang punya karakter tersendiri. Muncul sejak akhir 90-an dengan ciri khas rambut lebat, kumis tebal, tampil sederhana, lagu pop ringan dari tema sosial kemasyarakatan hingga percintaan, menyanyi sambil main gitar sendiri, membuatnya kerap disebut-sebut sebagai Iwan Fals-nya lagu pop Bali.

Ketika banyak penyanyi lawas yang sudah tak aktif lagi rekaman, Grejag masih tetap aktif mencipta dan menyanyikan sendiri karyanya. Bahkan belakangan ia makin rajin muncul di media sosial termasuk media berbagi seperti Youtube. Di bawah bendera Rio Music Channel, Grejag menampilkan aktivitasnya di bidang musik. Salah satunya memperkenalkan lagu baru berjudul “Langit” yang dirilis awal Agustus ini.

Ada apa dengan “Langit”? Menurut Grejag, langit dan bumi masing-masing punya kewajiban yaitu memelihara kehidupan. Matahari, bumi dan angin adalah aset kehidupan. Kehidupan adalah sang pengelola, dalam hal ini adalah manusia yang memiliki kemampuan berpikir untuk menciptakan keseimbanga.

“Tiap manusia punya kemampuan yang berbeda, namun dalam perbedaan itu tiap kemampuan punya porsi masing-masing yang saling mengisi secara berkesinambungan. Jadi kalau semua menyadari bahwa kemampuan yang ada adalah energi untuk menjalankan kewajiban niscaya keseimbangan akan sangat dirasa. Kehidupan ini adalah kewajiban,” jelas penyanyi bernama lengkap Nyoman Sugita ini.

Soal keseimbangan hidup itu, penyanyi yang dikenal dengan lagu seperti Ceketer, Pemilu, Pengangguran, Tukang Suun, Boya Pemulung, Dagang Be ini mengatakan, hendaknya yang di atas dan yang di bawah sama-sama ingat dengan kewajiban membuat hidup ini menjadi tetap seimbang. Diperlukan kepedulian terhadap mereka yang ada di bawah dan diperlukan rasa hormat bakti pada kepedulian itu sendiri. Ketika ditanya apa yang membuatnya masih tetap semangat berkarya dan rekaman lagu pop Bali, pria kelahiran 23 Juli 1966 ini secara lugas menjawab, baginya kehidupan adalah karya seni dari sang pencipta. Seni sesungguhnya lahir tanpa kepentingan pelaku seni. Kalau toh akhirnya memberikan efek yang menguntungkan secara ekonomis, itu yang namanya suratan atau jalan hidup.

“Soal pemanfaatan media sosial seperti sekarang, memang sangat membantu memberi ruang untuk menunjukkan apa yang ingin saya sampaikan lewat seni musik. Baik itu tentang masalah sosial dan apa saja yang saya rasakan dalam hidup. Karena itulah saya berpikir, kehidupan ini adalah seni,” pungkas Grejag. (231)

Grejag

Exit mobile version