SEJAK bergabung dengan Republik Cinta Manajemen dan menjadi bagian Dewi-Dewi, kesibukan Tika Pagraky kian padat. Terlebih saat ini Dewi-Dewi sedang mempromosikan lagu terbaru berjudul “Bukan Cabe-cabean”. Ciptaan Ahmad Dani ini merupakan lagu “kemenangan” bagi Tika saat audisi di MNC TV beberapa waktu lalu. Ceritanya tentang cewek yang tak mau dipermainkan oleh cowok, karena pesannya jelas, si cewek ‘bukan cabe-cabean’.
Bagaimana kesan penyanyi asal Karangasem, Bali ini setelah makin lekat dengan Dewi-Dewi? “Ya…. pastinya senang banget. Dengan bergabung di RCM yang dinaungi ‘pak De Dhani’, saya bisa belajar lebih banyak lagi urusan tarik suara dan musik. Apalagi dari dulu saya memang ngefans banget sama Dewi-Dewi eranya Tata dan Puri,” ujar Tika kepada mybalimusic.com.
Selain promosi single baru, Dewi-Dewi juga kian sering mendapat tawaran manggung atau acara off air. Pengalaman paling menarik bagi dara bernama lengkap Ni Wayan Ika Mulaning Pagraky ini, saat Dewi-Dewi manggung di tiap kota, penontonnya ribuan dan semuanya sangat respect. Tak jarang diberi oleh-oleh, bahkan kadang sampai dicari ke hotel untuk foto bareng dan diberi oleh-oleh.
Ketika ditanya apakah susah menjadi seorang artis yang kiprahnya sudah diakui secara nasional, Tika hanya tersenyum. “Sebenarnya susah-susah gampang, karena kita harus tetap fit dalam keadaan apapun, dan harus selalu bisa menjaga nama baik, terutama nama Dewi-Dewi,” jelas Tika.
Sebagaimana dikenal publik di Bali, sebelum bergabung dengan Dewi-Dewi, Tika sudah mulai kiprahnya dalam hal tarik suara di Bali, bahkan sempat duet lagu berbahasa Bali bersama Jun “Bintang” untuk dua lagu, “Satya” dan “Sakit”. Lalu mana yang lebih disukai dan lebih menantang bagi Tika, menyanyikan lagu Bali atau lagu berbahasa Indonesia?
“Keduanya saya suka, tapi untuk saat ini kondisinya menuntut saya untuk lebih fokus bernyanyi lagu berbahasa Indonesia, karena sudah tergabung di Dewi-Dewi. Kalau lagu berbahasa Bali, jangan ditanya kagi, saya jelas suka karena bagaimana pun ini bagian dari budaya sendiri, bahasa sendiri. Astungkara, lagu berbahasa Indonesia yes, lagu berbahasa Bali yes,” jawab dara kelahiran 21 tahun silam ini sembari tertawa.
Karena itu pula kalau ditanya pilih yang mana, salah satunya, Tika dengan tegas menjawab pilih kedua-duanya. Kalau sedang ada di Bali dan ada kesempatan mengisi acara, maka ia akan menyanyikan lagu berbahasa Bali. Kalau sedang tampil atas nama Dewi-Dewi, apalagi untuk daerah lain di luar Bali, tentu akan menyanyikan lagu berbahasa Indonesia.
“Jelasnya begini, kalau bernyanyi itu ga bisa disuruh milih-milih apalagi menyangkut bahasa. Malah kadang kalau Dewi-Dewi mengisi acara off air, yang mengundang minta kita menyanyi lagu mandarin,” pungkas Tika. (231)