LEBAH adalah penghasil madu yang manis dan banyak diminati. Tak berbeda jauh dengan D’ QueenBee alias ratu lebah, duo pendatang baru di belantika musik di Bali. Didukung dua remaja yang masih duduk di bangku SMA, meeka pun tak hanya manis secara penampilan, namun juga manis dan menarik dengan karya mereka.
QueenBee baru saja merilis rekaman kedua mereka, satu lagu berjudul “Jatuh Cinta”. Sebelum dibuatkan video musik, terlebih dahulu mereka memperkenalkan lagu ini ke dalam format video lirik di kanal Youtube. Selain itu lagu ini juga sudah tersedia di sejumlah platform musik digital.
Masih seperti lagu pertama “These Story” yang dirilis akhir tahun kemarin, kali ini pun duo Anjan yang mengisi vokal utama dan Laila yang ngerap masih menawarkan perpaduan musik pop rap ala remaja masa kini.
“Kami mengusung genre pop rap karena ingin mencoba warna baru dalam industri musik. Bagi kami warna musik ini sangat fun dan enerjik namun tetap dalam lantunan pop yg halus,” kilah Anjan dan Laila.
Dikatakan, rilis dua single yang sudah mereka lakukan sejauh ini menjadi bagian dari rencana rilis mini album atau bisa juga album penuh yang diharapkan terwujud tahun ini.
“Tentunya kami berharap karya-karya kami ini akan diterima oleh masyarakat luas, hususnya di Bali. Kami juga berharap lagu-lagu kami yang menceritakan keseharian kehidupan ini dapat menginspirasi teman-teman,” demikian Anjan dan Laila.
Pemunculan D’ QueenBee terbilang singkat dan tidak perlu bertele-tele. Adalah Mundo, musisi yang juga pemilik studio rekaman berkolaborasi dengan Dwi Murjiana dari label Pandarel untuk mewujudkan projek ini. Tak hanya mempertemukan Anjan dan Laila di dapur rekaman, mereka juga sepakat mementori keduanya termasuk memanajeri dan memproduksi karya duo yang diresmikan 15 Desember 2021 ini.
Soal nama D’ QueenBee alias duoa ratu lebah, dimaknakan jangan hanya dilihat dari kecil bentuknya. Lebah yang kecil bisa saja mendominasi atau mematikan. Begitulah D’ QueenBee yang walaupun personelnya masih baru bertumbuh, namun kemampuan atau potensi mereka tak bisa dipandang remeh. (231)
