Home Potret “Kau Lihat, Kau Dengar”, Mr. Botax 25 Tahun Bermusik
Potret tampilkan di SLIDESHOW

“Kau Lihat, Kau Dengar”, Mr. Botax 25 Tahun Bermusik

Lanang Darma Wiweka alias Mr. Botax

LANANG Darma Wiweka, atau dikenal sebagai Lanang ‘Lolot Band’ juga Mr. Botax, diam-diam sudah 25 tahun mencurahkan waktu untuk berkarier di musik. Menandai momen ini, ia menggarap rekaman khusus bersama Robi ‘Navicula’. Hasilnya, satu lagi berjudul ‘’Kau Lihat, Kau dengar” yang dirilis Minggu (12/12) dalam satu acara khusus di Gentleman Garage, Denpasar.

“Kenapa 25 tahun, saya hitung waktunya sedari awal saya memutuskan untuk bermusik dan mulai bisa menjadi juara dalam berbagai festival,” jelas Lanang kepada mybalimusic.com.

Semula, sejatinya Lanang saat itu lebih intens dan dekat dengan kesenian tradisional Bali seperti seni karawitan dan tabuh. Di sekolahnya, SMA Negeri 2 Denpasar, ia mulai mengenal teman-teman yang banyak bermain musik. Akhirnya ia pun mulai menggeluti hobi baru, bermusik, saat duduk di kelas I SMA, tahun 1994.

Kala itu ia bersama teman-teman sekelas sudah memilik grup band bernama Cost dan ikut berbagai ajang festival. Termasuk ajang bergengsi dalam ajang Pesta Pelajar yang diselenggarakan majalah HAI tahun 1996.

“Ini jadi awal saya berkiprah di musik, mulai ikut lomba, hingga jadi juara, dapat hadiah, dan saya berpikir ternyata kami bisa,” cerita Lanang.

Kala itu, ia juga sudah dekat dengan Gede Robi, teman sekolah yang walau berbeda jurusan namun sering jalan bareng untuk urusan musik. Lama-kelamaan kiprah Lanang tak hanya diketahui teman satu sekolah, namun juga menarik perhatian musisi dan grup band lain. Salah satunya dari grup band Fatamorgana yang didukung sejumlah mahasiswa di Universitas Warmadewa. Lanng pun beberapa kali sempat membantu penampilan Navicula ketika drummernya berhalangan.

Akhirnya Lanang pun bergabung dengan Fatamorgana. Kerap ikut festival hingga “ngamen” di pub dan beberapa tempat hiburan di Kuta dan sekitarnya. Jadilah saat kelas III SMA, Lanang sudah bisa menghasilkan uang sendiri dari bermusik.

Sejak itu pula, Lanang kerap bertemu Bobi “Superman is Dead” yang saat itu sering main dan latihan di Gang Poppies, Kuta. Sementara Lanang mengisi pertunjukan regular di Apache Bar, Legian. Bobi menawari Lanang untuk bermain bass dan mendukung band ska Croto Chip, yang juga didukung Donie Lesmana. Sempat menghasilkan satu album, sambutan terhadap band ini cukup bagus, namun sayang tak berlanjut karena satu dan lain hal.

Dasarnya memang suka kesibukan, Lanang kemudian malah punya kesibukan baru, melatih Biroe Band yang digawangi Nanoe, Ogiek, dan Ari. Ketika Biroe mulai sibuk ikut festival dan membutuhkan pemain keyboard, Lanang pun masuk di grup ini. Puncaknya, mereka menjadi jawara Festival Rock se-Indonesia IX untuk wilayah Bali dan Nusra. Ganjarannya, mereka bertarung ke babak final di Surabaya, yang walaupun hanya meraih posisi VI namun punya kesempatan mendukung album kompilasi dengan lagu “Lubang, Makanan, dan Buaya”.

Di tengah aktivitas bersama Biroe, Lanang mulai kenal dengan Made Bawa alias Lolot, setelah diperkenalkan oleh Bobi. Saat itu Lolot masih ada di jalur band underground dan suka memainkan lagu-lagu milik Obituary. Dalam satu kesempatan di studio, Lolot membawakan lagu “Tresna Memaksa” dan “Dagang Kopi Jegeg”. Lanang pun diminta membantu menggarap musiknya.

“Penggarapan rekaman Lolot banyak cerita, termasuk saya bantu memakelarin jual motornya untuk biaya rekaman, demi sebuah karya. Saat itu saya juga sibuk buat album kompilasi bersama Biroe, dan punya harapan album sendiri. Sementara Lolot mulai mengejar untuk merampungkan projek. Jadi sempat saya tangguhkan saat saya pergi beberapa waktu ke Jakarta untuk mencari peluang membawa Biroe go nasional,” cerita Lanang.

Beberapa lama di Jakarta, akhirnya Lanang memutuskan kembali ke Bali. Made Bawa tetap menunggu untuk kelanjutan rekaman lagu Lolot. Untuk rekaman awal, waktu itu yang bermain musik adalah Jerinx (drum), Lanang (bass) dan Made Bawa (vocal). Lanang pula yang kemudian mendapat ‘tugas’ membujuk dan membawa Donie Lesmana untuk turut menggenapi musik Lolot.

“Awalnya Donie tidak mau, namun setelah saya bujuk berkali-kali dan saya yakinkan, dia mau rekaman ke studio dan mengisi gitar. Namun ia belum tahu kalau ini projek rekaman lagu Bali,” kenang Lanang.

Ketika peristiwa bom Bali tahun 2002, Fatamorgana berhenti main di pub. Band Croto Chip vakum, Lanang masih aktig di Biroe dan Lolot. Namun kemudian ia memutuskan untuk cabut dari Biroe, karena Lolot sudah mulai mendapatkan produser, dan segera merilis rekaman pertama.

Lima tahun bersama Lolot sedari album “Gumine Mangkin” di tahun 2003, hingga grup ini sempat vakum, Lanang kemudian memutuskan untuk membuat projek sendiri. Di sinilah ia memunculkan karakter sendiri, dengan nama Mr. Botax. Cukup berhasil dengan dua album rekaman dan beberapa single, belakangan Lanang kembali sibuk dan aktif bersama Lolot yang bangkit kembali dengan semangat baru.

“Untuk menandai 25 tahun di musik inilah, saya membuat satu karya berjudul Kau Lihat Kau Dengar,” demikian Lanang. (231)

Lanang bersama Lolot Band dan Kaka “Slank”

Exit mobile version