
OPE Dahlan, penyanyi solo asal Klungkung merilis single lagi. Bedanya jika dua kali sebelumnya ia masih bermain dengan tema di luar percintaan, kali ini ia luluh dan akhirnya menyuarakan “Yang Terakhir”. Kenapa yang terakhir?
“Karena untuk menjadi yang pertama itu nggak mungkin, karena sudah tidak ingin memilih atau mencari lagi. Setelah dirasa dialah yang paling tepat, dengan segala lebih dan kurang yang dia miliki, jadilah dia yang terakhir,” ujar Ope saat dihubungi mybalimusic.com.
Adalah Glenn Rotty salah satu pencipta lagu untuk penyanyi nasional yang menyodorkan lagu “Yang Terakhir” untuk Ope. Menariknya, Ope mengaku sebetulnya belum ada keinginan membawakan lagu bertema cinta, teng kamu dan aku. Namun ada dorongan baginya untuk mencoba tantangan baru dalam berkarya ini.
Baginya, membawakan lagu ciptaan sendiri atau membawakan lagu ciptaan orang lain sebetulnya tidak ada masalah, keduanya sama-sama nyaman. Namun yang pasti baginya, tiap karya pasti punya tantangannya masing-masing.
“Kalau karya sendiri kan berarti rasa dan imajinasi yang ingin saya sampaikan itu kan memang sudah saya rasain langsung. Kalau bawain karya orang lain itu kan bagaimana saya bisa masuk ke dalam rasa yang dimiliki pencipta karya itu. Bagaimana saya bs mengintepretasikan rasa itu secara tepat, sekalipun dengan cara yang tidak sama dengan cara si pemilik karya itu sendiri,” jelasnya.
Yang jelas Ope mengaku suka lagu”Yang Terakhir” mulai dari notasi nada dan dari liriknya yang enak. Selain itu lagu ini menyampaikan pesan cinta dari sudut pandang yang berbeda, bahkan bagi yang mendengarnya bisa memaknai lagu ini secara lebih luas lagi.
Menariknya, untuk video musik yang kali ini ditangani Erick Est. Ope mengaku ingin menjadikannya satu alur cerita seperti film pendek, di mana cerita selanjutnya bisa kita ketahui di lagu selanjutnya. Dengan kata lain akan ada keterkaitan visualisasi dari lagu-lagu Ope nantinya. Untuk itu Ope turut berperan, langsung beradu akting dengan pemain lainnya dalam satu jalinan kisah ide ceritanya langsung dari Erick Est.
Penyanyi kelahiran Klungkung, 12 Desember 1989 ini yang sudah mulai bermusik sejak SD dan cukup lama “ngamen” di berbagai tempat hiburan. Ia dengan tegas mengatakan ingin menjadi seorang ‘musisi’, bukan hanya seorang entertainer. Ope memulai kiprah di musik justru sebagai seorang pemain alat, bukan vokalis. Sejak masih belia ia sudah mempelajari beberapa alat musik. Selain bermain gitar, ia justru lebih condong mendalami instrumen drum secara otodidak. Hingga saat di bangku kuliah, tahun 2010 ia memberanikan diri menjadi seorang vokalis ketika grup band yang ia bentuk bersama teman-teman ‘kehilangan’ vokalis yang harus hijrah ke Jakarta.
Sempat vakum bermusik karena kesibukan kerja, 2013 Ope mulai mencoba terjun ke dunia musik dan bergabung dengan satu band untuk mengisi acara musik regular di beberapa tempat. Perjalanannya di band sempat mandek juga ketika sang vokalis utama meninggal dunia. Karena semangat ingin dapat berkarya dan bisa menghibur orang lain, Ope mencoba peruntungan ikut pencarian bakat The Voice Indonesia 2018 dan lolos hingga ke tahap live round. Berbekal pengalamannya itulah, kini Ope mencoba memulai kiprahnya dengan merekam lagu-lagu ciptaan sendiri. Setelah “Pelangi Setelah Hujan” (Mei 2019), ia berkolaborasi dengan Tri Utami untuk lagu “Indonesia Kuat” (Mei 2020). (231)
