07/11/2024
Bali tampilkan di SLIDESHOW

Yan Tawan Bertutur Lewat “Utang Karma”

Yan Tawan

HIDUP ini adalah menjalani karma. Apa yang menimpa, apa yang kita alami saat ini adalah buah karma masing-masing. Menjalani hidup ini dengan baik dan menjadikan apa yang dialami sebagai belajar adalah tindakan bijak. Semua yang terjadi mungkin adalah utang karma.

Begitulah pesan yang disampaikan Yan Tawan dalam rekaman lagu terbaru yang ia ciptakan sendiri, “Utang Karma”. Lewat lagu ini ia bertutur tentang kehidupan seseorang di saat susah, selalu tertimpa kemalangan, namun mereka sekeluarga selalu bersukur dan tidak menyesali apa yang terjadi.

“Selalu introspeksi diri, karena menyadari mungkin smua sudah utang karmanya. Intinya, saat kita sedang ada pada titik terendah, di bawah, jangan pernah menyesali. Bagi yang pernah mengalami hal seperti cerita dalam lagu ini, semoga ini bisa menjadi pelajaran,” jelas penyanyi yang kini bertempat tinggal di desa Suli, Dusun 7 Srijati, kecamatan Balinggi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Di kancah musik pop Bali, Yan Tawan dikenal tak hanya menjadi penyanyi. Ia juga memproduseri dan banyak menciptakan lagu untuk dibawakan beberapa penyanyi lain, seperti Tri Puspa dan Ayu Puri. Ketika ditanya mana lebih asyik, menyanyi atau mendukung penyanyi lain, Yan Tawan hanya tertawa.

“Sebenarnya lebih asyik nyanyi sendiri, cuma kadang kurang percaya diri karena saya sadar vokal saya pas-pasan. Yang jelas saya juga selalu ingin mendukung penyanyi yang punya talenta dengan memberikan karya-karya terbaik saya,” jelas penyanyi bernama lengkap I Wayan Astrawan ini.

Yan Tawan mengaku sudah tertarik dengan lagu pop berbahasa Bali sejak kecil. Pria kelahiran desa Marisa Dua, Randangan, Gorontalo, Sulawei Utara ini pertama kali menciptakan sekaligus menyanyikan sendiri lagu pop Bali berjudul “Sepeda Jengki” yang direkam di Sulawesi, Tahun 2011.

Baca Juga:  Kandaji: “Langgeng Semaya” tak Sebatas Soal Pacaran

Setelah pengalaman tersebut, karena ingin hasil karyanya lebih baik, ia pun kemudian bertemu pencipta lagu sekaligus penata rekaman Dek Artha. Lagu pertamanya yang direka di Bali adalah “Mabekel Tresna”. Sembari menunggu proses rekaman ini jadi, ia pun menciptakan lagu “Tresna Pilar Utama” yanf dibawakan Tri Puspa, dan “Nu Neket di Hati” yang dinyanyikan Ayu Puri.

Dari sekian karya yang pernah diciptakan maupun dinyanyikan sendiri, penyanyi kelahiran 10 Desember 1984 ini tak bisa memungkiri paling terkesan dengan rekaman pertamanya, “Sepeda Jengki”. Walaupun direkam secara sederhana, namun sangat berarti karena ini menjadi awal keterlibatannya di kancah musik pop Bali.

“Mudah-mudahan ke depan saya punya kesempatan untuk menciptakan lagi karya-karya musik Bali dengan menyisipkan pesan-pesan kehidupan di dalamnya,” tandasnya. (231)