
BERAWAL dari banjar, akhirnya go national. Inilah yang dialami Widya Etnik (WE), grup musik yang belum lama menjadi runner-up ajang kompetisi Banteng Music Festival di Jakarta. Tak hanya meraih gelar juara dan hadiah yang sepadan dengan jerih payahnya, grup ini pun mendapat kesempatan untuk rekaman yang hasilnya akan diedarkan secara nasional. “Untuk Indonesia”, lagu garapan mereka aka nada di album kompilasi Banteng Music Festival yang direncanakan bisa rilis akhir tahun ini.
Menurut Made Adi, vokalis sekaligus pemain gitar WE, sejatinya rencana untuk membuat grup ini sudah ada sejak 2014, namun baru terwujud 2015. Tahun ini kesempatan bagi mereka ikut kompetisi Banteng Music Festival, hasilnya langsung juara I di tingkat wilayah Bali. Kemenangan inilah yang mengantarkan mereka maju ke tingkat nasional, hingga mencuri perhatian juri dan penonton dengan paduan musik modern dan gamelan. Mereka pun direkrut Rodinda Music Indonesia untuk mengisi album kompilasi para pemenang yang akan dirilis secara bergiliran.
“Awalnya kami memang bermula dari kelompok musik dan tabuh Widya Bakti di banjar Pegok. Ketika akan ikut kompetisi, kami sepakat untuk tidak membawa nama banjar, karenanya nama kami pilih Widya Etnik,” jelas Adi kepada wartawan di Denpasar, Sabtu (29/10).
Selain lagu Untuk Indonesia yang bertema nasionalisme yang sudah direkam, WE juga sudah menggarap lagu sendiri lain seperti Merindukan Cahaya. Mereka pun menggubah kembali lagu Janger Pegok yang merupakan lagu tradisional, pengiring tarian Janger yang di banjar Pegok yang hanya dipentaskan saat purnama kapat. Selain beberapa kali dibawakan saat tampil, tak menutup kemungkinan lagu ini pun akan direkam nantinya. Untuk langkah awal saat ini, WE tengah fokus dan bersemangat untuk single “Untuk Indonesia”.
Tiga musisi WE, Adi, Dwi, dan Icux bukanlah orang baru di bidang musik di Bali. Adi (vokal, gitar) dan Dwi (bass) sudah lama bergelut di band indie dan angkat nama bersama Gecko. Sedangkan Icux saat ini dikenal sebagai drummer band Bintang. Mereka bertiga didukung empat penabuh, Wahyu, Dewa, Mang Arya, dan Zola. Ketertarikan Rodinda Music Indonesia mengangkat WE karena grup ini mengambil corak musik modern bergenre punk yang dipadukan dengan instrumen etnik Bali, sehingga diharapkan membawa warna baru dalam industri musik Indonesia. *231