Home BEHIND THE MUSIC “View From Here”, Jango Pramarta Jaga Napas Kartun Bali
BEHIND THE MUSIC

“View From Here”, Jango Pramarta Jaga Napas Kartun Bali

Jango Pramartha

KETIKA media cetak kian ditinggalkan, kartun pun seolah kehilangan rumahnya. Namun, melalui pameran “View From Here” di Hotel Ramada by Wyndham Bali Sunset Road, Kuta, kartunis senior Jango Pramartha membuktikan bahwa kartun belum mati—ia hanya berpindah ruang dan cara bernapas. Pameran yang dibuka Jumat (31/10) ini direncanakan berlangsung beberapa minggu ke depan.

Di ruang lobi hotel yang disulap menjadi art space, Jango memajang sejumlah karya pilihan, termasuk lima karya terbarunya. Setiap gambar menghadirkan pandangan tajam atas realitas Bali masa kini, disampaikan lewat humor yang khas: ringan, tapi menggigit. Bagi penggagas majalah Bog-Bog ini, kartun bukan sekadar hiburan, melainkan cermin sosial yang menertawakan sekaligus menyentil.

“Kadang lucu, kadang pedih. Tapi yang penting, kartun membuat orang berhenti sejenak dan berpikir,” ujar Jango saat ditemui di sela pembukaan pameran.

Jango Pramartha didampingi General Manager Ramada by Wyndham Bali Sunset Road, Adrianto Prakoso (kanan) dan HR & Marketing Communication Manager, Sonya Atika.

 

Meski tak menjanjikan keuntungan ekonomi, Jango mengatakan nilai sejati kartun ada pada pesannya. Mungkin saja ada satu dua kartun yang terjual. Namun lebih dari itu bagaimana gagasannya sampai kepada mereka yang melihat. Kalau pendapatan justru datang dari jualan kaos atau t-shirt, merchandise dan sketsa wajah yang sering ia buat di berbagai kegiatan seni.

General Manager Ramada by Wyndham Bali Sunset Road, Adrianto Prakoso, menyebut pameran ini sebagai bentuk komitmen hotel dalam mendukung seniman lokal. “Kami ingin hotel menjadi ruang dialog antara pelaku seni, masyarakat, dan dunia pariwisata,” ujarnya didampingi HR & Marketing Communication Manager, Sonya Atika.

Pameran “View From Here” terbuka untuk umum tanpa tiket masuk dan akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Di tengah arus digital yang serba cepat, karya-karya Jango mengingatkan bahwa humor masih punya daya, dan kartun tetap relevan selama ada mata yang mau melihat dari sudut pandang berbeda. (231)

Exit mobile version