06/09/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

“Vatsalya”, Ungkapan Kasih Sayang Orang Tua

Gus Teja

MENUTUP tahun 2021, Gus Teja meluncurkan rekaman terbaru berjudul “Vatsalya”. Sesuai dengan inspirasi musik tentang kasih sayang orangtua, ia pun memilih untuk meluncurkan single ini 22 Desember bertepatan dengan Hari Ibu. Selain itu, kali ini Gus Teja menghadirkan komposisi suling yang dipadukan dengan musik modern bernuansa orkestra.

Ide untuk membuat lagu yang memadukan tiupan suling dengan orkestra, menurut Gus Teja  muncul setekah dalam satu kesempatan pentas di Malaysia dan Jakarta, ia berkolaborasi dengan iringan orkestra. Dua lagunya, “Awan Putih” dan “Unify” dikemas dalam komposisi orchestra, hasilnya sangat bagus.

“Hasilnya mantap, sesuatu banget. Saya baru merasakan ketika nuansa orkestra diisi suara suling hasilnya luar biasa. Konsep ini terus ada dalam pikiran saya. Ketika membuat Vatsalya, suling digabungkan dengan orkestra, matching banget. Suara celo, biola, dipadu dengan suara suling, nyatu banget. Ini melebihi ekspektasi saya. Ketika mendengarkan lagu ini, pesan Vatsalya tersampaikan banget. Bagi saya ini satu anugerah, inspirasi, semoga lagu jni bisa menghibur banyak orang,” papar Gus Teja saat peluncuran single Vatsaya di Kori Maharani Villa, Gianyar, Rabu (22/12).

Meskipun untuk “Vatsalya” juga single sebelumnya “Irreplaceable Love” Gus Teja bermain dengan iringan musik modern, tidak menampilkan gamelan Bali seperti karya-karya sebelumnya, ia membantah mulai meninggalkan nuansa musik etnik atau musik tradisional.

“Walau tidak ada menggunakan gamelan, namun nuansa etnik masih kuat terasa. Selain itu saya malah punya ide, mudah-mudahan kelak ada yang mensponsori, membuat pergelaran sekaligus dengan iringan gamelan Bali dan orkestra besar. Ini pasti akan menjadi sesuatu yang megah,” harapnya.

Bicara soal “Vatsalya”, Gus Teja menuturkan saat komposisi musik sudah ada, ia sempat kebingungan memberi judul yang tepat. Yang ada dalam benaknya, lagu ini adalah ungkapan kasih sayang orangtua kepada anaknya. Yang terlintas dalam benaknya saat berproses, lagu ini harus menverminkan hal tersebut.

Baca Juga:  Problematika Hak Cipta dalam Sistem Jual Putus pada Karya Lagu Pop Bali

Kebingungan Gus teja akhirnya terpecahkan secara kebetulan.  Dalam satu kesempatan makan malam dengan Wakapolda Bali, I Ketut Suardana, Gus Teja pun sempat menceritakan memperdengarkan lagu ini. Siapa sangka, keesokan harinya Wakapolda menghubungi Gus Teja dan mengusulkan judul “Vatsalya”.

“Setelah saya cari-cari artinya, pas sekali. Ini seperti sudah ditentukan oleh semesta akan seperti ini jadinya,” kenang Gus Teja.

Diambil dari Bahasa Sanskerta, vatsalya adalah salah satu dari lima perasaan atau sikap bakti yang biasanya dikaitkan dengan Yashoda, ibu angkat dari Dewa Krishna, yang mencintainya sebagai anaknya sendiri.

“Vatsalya” menjadi single ke-3 yang dirilis Gus Teja di era pandemi. Selama masa ini, ketika kesempatan manggung menjadi bukan hanya berkurang malah sama sekali tak ada, Gus Teja mengaku tidak bingung dan khawatir. Selain punya kesempatan membuat karya baru, ia pun merasakan pemasaran karya secara digital sangat terasa hasilnya di era saat ini,

“Sebetulnya dari awal merilis rekaman, saya sudah memanfaatkan platform musik digital. Saat ini saya bekerjasama dengan manajeman CD Baby yang menangani publikasi karya saya ke 150 kebih platform musik digital di seluruh dunia. Jadi saya merasa terselamatkan karena ini. Mengapa? Konser ngga bisa, ngga jalan, yang satu ini (digital) jalan terus. Hasilnya lumayan, tiap bulan ada saja tambahan,” demikian Gus Teja.

Walau begitu musisi asal Junjungan, Ubud, yang sudah merilis enam album dan beberapa single ini mengaku tetap lebih asyik ketika konser langsung. Bagaimana musisi bisa berhadapan langsung, berinteraksi dengan penonton. (231)