SUDAH biasa dan memang dikenal sering tampil tunggal, bermain piano sembari menyanyi, Truedy rupanya ingin mencoba sesuatu yang baru. Bukan karena bosan tampil solo, namun ia merasa ada beberapa lagu karyanya memiliki karakter yang sangat berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Kesempatan datang, ia pun berkolaborasi dengan drummer Kiki. Untuk project ini, nama baru dimunculkan, Truedy Duality. Karya pertama mereka perkenalkan, judulnya unik “A Mad Deus Most Art”.
Coba perhatikan baik-baik bacaan dari judul lagu tersebut. Kemiripan pengucapan dengan nama seorang komposer dunia Wolfgang Amadeus Mozart, bukanlah satu kebetulan. Truedy memang terinspirasi dari sana, yang merasakan dari ekspresi musikal Mozart, terpancar semangat punk rock, dan ini sesuai dengan pendekatan artistik dalam diri Truedy dan Kiki.
Menurut Truedy, band Truedy Duality sejatinya adalah alter ego dia dan Kiki, yang mencoba menumpahkan ekspresi dan emosi tentang hal yang bisa dibilang sensitif secara umum. “Kami ingin mencoba menyuarakan isi hati kebanyakan orang yang malu untuk bicara soal apapun itu dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun lagu kami (mungkin) terdengar kasar dan marah, tapi aslinya kami adalah orang-orang yang menyenangkan,” katanya sembari tertawa.
Truedy menuturkan, awal mula ia membuat band karena ia merasa beberapa lagunya sekalipun masih seputar hidup dan keluh kesahnya, namun memiliki karakter yang sangat berbeda dibandingkan lagu-lagu sebelumnya. Satu kesempatan yang baik ketika kemudian Dadang Pranoto mengajaknya bergabung ke manajemen Pohon Tua Creatorium.
“Saya langsung setuju karena saya sudah ada beberapa materi lagu yang saya tahu akan lebih cocok kalau digarap dengan orang-orang yang lebih mumpuni. Sebelumnya saya selalu bekerja produksi lagu sendiri. Dengan adanya produser, saya bisa lebih ekspresif, lebih berani dalam bereksperimen dan berkreasi,” cerita Truedy.
Setelah mendengarkan demo lagu yang dibuat, Dadang menyarankan Truedy untuk mencari drummer, karena lagu-lagunya dirasa butuh isian drum. Setelah diperkenalkan dan latihan dengan Kiki yang sebelumnya main bersama Zat Kimia, Truedy langsung merasa cocok dari segi ide dan musikalitas. Kerjasama keduanya menghasilkan “A Mad Deus Most Art” yang dirilis akhir pekan kemarin.
Menurut musisi yang sudah merilis beberapa single seperti “One Thing”, “Seperti Senja”, dan “Procrastination” ini, sempat terlintas di benaknya bahwa lagu-lagu yang ia buat kali ini bisa dibilang sebagai bentuk kritik sosial, protes, kemarahan personal yang lama terpendam dan hanya bisa tercurahkan lewat musik. Hal mana juga dirasakan ole Kiki, penggebuk drum, yang lewat musiknya bisa membawa energi yang lebih cadas. (231)