AKHIRNYA. Kata itu banyak terucap ketika grup band Crazy Horse mengumunkan akan merilis album rekaman pertama mereka. Wajar saja, 28 tahun terbentuk dan bermusik bersama, Crazy Horse seakan sudah menjadi “legenda” musik rock di Bali. Namun sepanjang masa itu, mereka hanya manggung dari satu tempat hiburan ke tempat hiburan lain, sebagai regular band. Baru sekarang, grup ini mengumumkan sudah siap dengan album rekaman berjudul “Thank You” yang akan diluncurkan secara resmi 6 Agustus mendatang.
“Thank You” menjadi penuh kesan dan begitu bernilai bagi Crazy Horse. Menurut sang bassist, IB Joni Suparta alias Gus Bol, dengan ini mereka menepati janji yang diucapkan setahun silam saat konser HUT ke-27 Crazy Horse di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar. “Ini sebagai jawaban, karena waktu itu kami sempat menyatakan, tahun depan kami akan merilis album. Jadi ini untuk memenuhi janji kami,” ujarnya kepada wartawan di Denpasar, Rabu (18/5).
Sayangnya, janji itu tidak disertai keterlibatan langsung sang drummer, Wayan Suitra alias Kunyit, yang meninggal dunia November 2015. Karenanya “Thank You” juga didedikasikan untuk alm. Kunyit yang menyertai perjalanan Crazy Horse hingga akhir hayatnya. Bahkan ada satu lagu berjudul “11/11” yang dipersembahkan untuk almarhum.
Untuk rekaman yang tengah menyelesaikan proses penggandaan ini, Crazy Horse didukung drummer yang menggantikan posisi alm. Kunyit. Sedangkan formasi lainnya tak berubah, Benny Sugiarto (vokal), IB Joni Suparta (bass), Dewa Wijana Nida (gitar), Joachim Diaz (keyboard) dan IB Nindya Wasista Aby (drum).
Menjawab pertanyaan wartawan, mengapa harus menunggu sebegitu lama untuk menghasilkan satu rekaman sendiri, Benny menjelaskan, saat awal dibentuk, Crazy Horse memang tak terpikir yang lain, selain bermain musik untuk senang-senang saja. Belum terpikir untuk membjuat rekaman, klarena bermain musik tujuannya hanya menghinur, manggung di berbagai tempat, yang penting mereka senang dan yang menonton juga senang. Barulah sekitar 15 tahun lalu mulai terbetik keinginan untuk menggarap lagu sendiri. Hanya seiring umur, juga kesibukan masing-masing personel dan kesulitan mengatur waktu secara khusus untuk berkutat di dapur rekaman, baru tahun ini proses rekaman bisa mereka wujudkan. Jadilah “Thank You” yang memuat 11 lagu, dua di antaranya dua lagu berbahasa Bali dengan warna blues “Adi Ayu” dan “Luh I Love You Luh”, dua lagu berbahasa Inggris, dan 7 lagu berbahasa Indonesia termasuk lagu bercorak reggae “Smile Bali Smile”.
Sekalipun terbilang band gaek, Benny membantah kalau dikatakan penggemar Crazy Horse hanya penggemar musik dari kalangan dewasa saja. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menuturkan, makin banyak generasi muda terutama penggemar musik corak 70-an dan 80-an, yang menjadi penonton setia Crazy Horse. Terlebih saat ini Crazy Horse mendapat “semangat” baru dari drummer muda Gus Aby. “Kami belajar dari yang muda, yang muda menyerap semangat dan pengalaman kami.Dengan demikian semoga nantinya album Thank You bisa berjalan mulus dan diterima secara lebih luas,” demikian Benny.
Crazy Horse terbentuk 1987 berawal sebagai band regular di salah satu pub kenamaan di Kuta saat itu, Peanut, yang kini tinggal nama. Bahkan nama grup ini juga pemberian bos pub tersebut. Sejak awal, Crazy Horse yang di awal pemunculannya didukung vokalis bernama Cakil, sepakat mengusung aliran classic rock. Mereka pun banyak dikenal penikmat pentas musik karena kemampuan yang sangat baik ketika memainkan nomor-nomor dari grup kenamaan dunia seperti Pink Floyd, Deep Purple, hingga era AC/DC. Menandai 28 tahun kehadirannya, Crazy Horse sudah menyiapkan satu pentas tunggal di monument perjuangan rakyat Bali (Bajra Sandi), Renon, 6 Agustus mendatang. Selain memainkan 11 nomor lagu dari album perdana “Thank You”, tentu saja mereka juga akan memainkan sederet lagu cover version dari grup rock kenamaan dunia. *231