06/09/2025
Bali tampilkan di SLIDESHOW

“Setonden Pawah”, Mang Jana Tetap Menyanyi

Mang Jana

APA kabar Mang Jana? Banyak penggemar lagu pop Bali menanyakan sosok penyanyi yang di awal 2000-an dikenal dengan lagu seperti “Kena Kecangkik”, “Layang-Layang”, dan “Kepasilan” ini. Sejak menjadi kepala desa Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, praktis ia nyaris tak pernah rekaman lagi. Namun di akhir tahun ini, tetiba saja ia muncul dengan lagu baru berjudul “Setonden Pawah”.

Kepada sejumlah awak media di Denpasar, Senin (5/12), Mang Jana mengaku memang cukup lama vakum di belantika musik pop Bali. Sekira delapan tahun lalu ia masih sempat merilis karya yang diproduksi sendiri seperti “Cucune Nakal” hingga “Boya Pegawai Negeri”. Namun setelah itu ia seperti mundur dari aktivitas tarik suara, apalagi sejak dipercaya sebagai pemimpin, menjadi kepala desa Tumbak Bayuh.

Kalau kemudian akhirnya penyanyi kelahiran Landih, Bangli ini memutuskan untuk menyanyi lagi, merilis rekaman lagi, tak lebih sebagai bentuk “pelarian”. “Ya, saya sempat didera duka, ketika istri saya meninggal dua tahun lalu. Saya sempat merasa down, kemudian saya mencoba menghibur diri dengan main ke tempat teman, ngobrol-ngobrol, kemudian menyanyi. Di sana saya merasakan ternyata menyanyi dapat membuat saya sendiri tenang dan terhibur. Karena itu saya putuskan untuk rekaman lagi, tentu di sela kesibukan dan tugas-tugas saya,” paparnya.

Ide lagu “Setonden Pawah” atau dalam Bahasa Indonesia berarti sebelum ompong, menurutnya tak jauh dari pengalamannya sendiri. Ia berpikir, selama masih bisa menyanyi ya tetap menyanyi. Mumpung kondisi masih fit, karena kalau nanti setelah bertambah tua dan mulai ompong, tentu akan susah menyanyi karena suara akan terpengaruh.

“Jadi ya setonden pawah, mau bersenang-senang menghibur diri dengan menyanyi, ya menyanyi saja,” kilahnya.

Baca Juga:  Ikut Rekaman Karena Penasaran

Adalah Dewa Mayura, pencipta lagu pop Bali senior yang membantu mewujudkan ide Mang Jana menjadi lagu dengan lirik yang ringan diiringi  musik kocak. Untuk visualisasi lagu ke dalam video musik diserahkan kepada Andy Duarsa.

“Niat saya rekaman lagu ini untuk ngelimurang manah, nggak ada niat untuk mencapai popularitas. Apalagi saya merasa sudah tua dan sekarang banyak penyanyi baru bermunculan,” ujarnya merendah.

Mang Jana mulai berkenalan dengan lagu pop Bali saat diajak oleh Wayan Sudiana (alm.) yang membentuk wadah Canting Camplung Record. Di sinilah Mang Jana mendukung beberapa album kompilasi hingga melejit dengan lagu “Kena Kecangkik” dan “Layang-Layang” yang keduanya diciptakan Ketut Wanata. Setelah itu ia pun sempat bergabung di Bali Record, sebelum akhirnya rekaman bersama Aneka Record untuk album “Kepasilan” dan “Kegurat di Hati”.

“Saya tidak pernah bercita-cita menjadi penyanyi, apalagi saya berasal dari desa di pelosok, rasanya tak mungkin. Tapi semunya terjadi, mengalir begitu saja. Begitu pula menjadi kepala desa, tak pernah terpikirkan sebelumnya. Setelah beberapa tahun pindah dan menjadi warga Tumbak Bayuh, saya dipercaya menjadi kepala desa, itu pun mengalir begitu saja,” cerita Mang Jana.

Karena itu pula, ia tak mau berandai-andai, bermimpi akan menjadi apa lagi seandainya kelak setelah masa jabatan keduanya berakhir. Yang jelas Mang Jana mengatakan berusaha untuk mengemban kepercayaan masyarakat dengan berbuat sesuatu yang nyata untuk kemajuan bersama. Ia pun tak memungkiri, masyarakat masih mengenalnya sebagai sosok penyanyi lagu pop Bali, hingga tak jarang dalam berbagai kesempatan acara ia didaulat untuk menyanyi. (231)