GRUP musik Semeton akhirnya menuntaskan rencana untuk merilis single kedua di akhir tahun ini. Satu lagu berjudul “Sengkuni Raja” mulai diperkenalkan ke publik sejak dua pekan lalu. Sebagaimana lagu perdana mereka, Semeton masih konsisten untuk mengangkat tema sosial.
“Kali ini kami mencoba mengangkat tema sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak karakter orang yang kita jumpai, dari warna-warni kehidupan bermasyarakat. Kami mengangkat sosok Sengkuni karena dia adalah sosok yang pintar, penuh strategi, meraih sesuatu tanpa memikirkan benar dan salah,” jelas Dhik, gitaris Semeton.
Menurutnya, dalam kehidupan nyata sekarang banyak orang yang kita jumpai lebih mementingkan diri sendiri dan rela mengorbankan orang lain termasuk teman dekat bahkan keluarga, demi meraih sesuatu yang mereka inginkan. Banyak yang berpura pura baik di depan orang tapi sebenarnya mereka menyimpan tujuan tersembunyi di balik kebaikan mereka.
“Jadi lewat single ini kami mengajak penikmat musik untuk mengambil hikmah dari single kedua kami,agar lebih bijak dalam menyikapi sesuatu dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. jangan hanya menilai atau sesuatu dari luarnya saja, agar dalam kehidupan lebih mengedepankan nilai nilai kebenaran. Ketika kita berani menyuarakan kebenaran, itulah yang dinamakan ksatria, jangan jadi Sengkuni,” demikian Dhik.
Semeton termasuk grup musik pop Bali lawas yang terbentuk tahun 2002 di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem. Belasan tahun vakum, grup yang pernah merilis album bertajuk “Suksma” di tahun 2004 ini muncul lagi di tahun 2020, diawali dengan lagu berjudul “Astungkara” yang mengangkat tema sosial tentang persaudaraan, persahabatan dan perdamaian. Satu hal yang masih tak berubah dari awal berdirinya, Semeton konsisten memainkan warna musik pop rock. Setelah sempat bongkar pasang personel, kini Semeton didukung Benni (vokal), Dhik Mertha (gitar melodi), Kerty Undiz (gitar ritem), Pasma (bass), dan Eddy (drum). (231)