SELAMA ini, nama Gek Vita dikenal dengan lagu-lagu bertema asmara atau tentang pasangan. Selain telah menghasilkan satu album, penyanyi pop Bali ini juga telah merilis beberapa single. Agak berbeda, menyambut hari raya Galungan, ia merilis satu lagu “Sekala Niskala”.
Menurut Gek Vita, lagu ciptaan Gde Pranajaya ini sudah selesai direkam beberapa waktu lalu, juga dibuatkan video klipnya oleh videographer Andy Duarsa. Namun ia sengaja baru mempublikasikan “Sekala Niskala” secara luas, Kamis (18/7) ini. “Saya rilis pas rahinan Sugihan Jawa menjelang Galungan. Pertimbangannya, lagu ini temanya agak berbeda, lebih bernuansa kerohanian. Selain itu kebetulan momennya bertepatan dengan otonan saya,” jelas Gek Vita kepada mybalimusic.com.
Ditambahkan, lagu yang musiknya ditata oleh Dek Arta ini pada dasarnya berisikan ajakan kepada masyarakat umumnya untuk selalu ingat kepada Tuhan sang pencipta, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam kehidupan manusia dipercaya ada dua aspek yang tak terpisahkan, ada sekala dan niskala. Sekala sebagai gambaran kehidupan sehari-hari di alam nyata kasat mata, Sedangkan secara niskala lebih ke kehidupan yang tak terlihat secara kasat mata.
“Sebagai umat beragama, saya pribadi meyakini dan percaya dengan karmapala, begtu juga percaya denga yadnya agar kehidupan di bumi ini menjadi seimbang dan harmonis. Bahwa dalam hidup kita di bumi ini ada yang namanya benar dan salah yang selalu berdampingan. Seperti salah satu kalimat di dalam lagu, jele melah ada hidup di sekala, kita percaya akan adanya reinkarnasi, buah dari karma baik atau buruk dari kehidupan lampau,” papar Gek Vita.
Pengalaman pertama rekaman lagu bernuansa rohani yang pada salah satu bagian memasukkan alunan kidung ini menjadi sangat berkesan bagi Gek Vita. Selain karena pesan dalam lagu yang kuat mendalam, juga karena kerjasama dan kekompakan seluruh tim yang membuat “Sekala Niskala” akhirnya bisa diperdengarkan ke masyarakat luas. Walaupun selama penggarapan, termasuk pembuatan video klip, bagi Gek Vita cukup menantang sekaligus mengharukan.
“Bagaimana kami menghadapi dan memanfaatkan kondisi alam, dari cuaca mendung ditambah mendung tebal hingga gerimis. Saya sengaja lebih memilih nuansa alam karena saya ingin lagu ini sesuai temanya menyatu dengan alam. Untuk mendapatkan latar gambar yang bagus kami reka mendaki gunung melewati lembah,” cerita Gek Vita sembari tertawa.
Di kalangan penggemar lagu pop Bali, biduanita bernama lengkap AA Ayu Advaita Jelantik ini sudah mulai dikenal sejak tiga tahun lalu saat pertama kali merilis single “Desah Rayuan” yang diciptakan AA Raka Sidan. Setahun kemudian ia makin dikenal dengan lagu “Kilangan Kedis” ciptaan De Or. Awal 2018, ia melepas album pertama yang diberi judul KMKT (Kedeng Menek Kedeng Tuun). Akhir tahun lalu ia juga mengeluarkan satu single berjudul “Telat”.
Gek Vita mulai mengawali ketertarikannya pada dunia musik sejak masih umur 7 tahun. Ia pun sempat mengikuti kursus vokal di sanggar Eka Mahardika Putra, hingga menjajal berbagai lomba menyanyi di radio-radio. Di tengah kesibukan sebagai rumah tangga, berkesempatan menjalankan hobi menyanyi sekaligus mengembangkan kiprahnya di dunia rekaman lagu pop Bali. Semua itu tak lepas dari dukungan keluarga dan peran sang suami yang mendukung kiprahnya di bidang tarik suara. (231)