BERKARYA tak harus ngotot, pelan tapi pasti, yang penting bagaimana menjaga eksistensi. Inilah yang dilakukan Nadatonik, salah satu band yang memainkan lagu berbahasa Bali. Setahun setelah menyapa penikmat lagu Bali dengan “Tresna Arta”, mereka akhirnya mengeluarkan karya baru. Satu lagu berjudul “Saling Percaya” baru saja diperkenalkan ke publik sejak 14 Maret lalu.
Menurut Junk Mayun, sang vokalis, lagu ini tercipta dari ngobrol dan kumpul dengan teman-teman. “Ini kisah tentang pasangan yang baru jadian, yang sedang lengket-lengketnya. Ketika kumpul bersama, nyanyi-nyanyi sambil main gitar, minta dibuatkan lagu langsung saat itu. Ya … iseng-iseng akhirnya jadi lagu,” tutur Junk Mayun.
Nada-nada yang tercipta karena iseng itu kemudian serius, digarap menjadi satu lagu. Bahkan kemudian Nadatonik menggarap rekaman dan video klipnya dengan turut menampilkan biduanita Yunda Pratiwi. eskipun tetap berharap lagu baru ini banyak yang suka dan banyak yang melihat video klipnya, Junk Mayun sendiri tak mau terlalu muluk-muluk berharap. “Harapan kami sederhana saja, astungkara lagu ini bisa menghibur ,diterima masyarakat luas dan selalu bisa menginspirasi,” tambahnya.
Sejarah Nadatonik sudah sejak sekitar 2014 tahun lalu, ketika itu Junk Mayun belum bergabung sebagai personel dan masih menggunakan nama lain. Barulah 2017, teman satu sekolah yang menjadi drummer di band tersebut mengajak Junk Mayun bergabung. Saat itu Junk Mayun masih bersolo karier, hingga kesempatan bergabung di band menjadi pengalaman pertama baginya. Sejak itulah tercetus nama Nadatonik, dengan formasi band Junk Mayun (vokal), Giovani (gitar ritem), Koko (gitar melodi), Ajunk Aditya (bass), dan Wahyu (drum).
Menurut Junk Mayun, meskipun dari latar belakang berbeda, dalam bermusik mereka tak mempersoalkan perbedaan. Begitu juga walau sebagai grup pendatang baru, mereka tak merasa harus bersaing dengan yang lain. “Kami sama-sama penikmat musik, jadi tidak ada persaingan dalam bermusik, karena musik itu bukan untuk ajang kompetisi. Musik untuk kita dengar dinikmati. Selebihnya kami serahkan ke masyarakat yang akan menilai bagaimana permainan dan karakter grup kami,” harapnya. (231)