22/10/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

“Sabda”, Ketika Gamya Mandaka ‘Curhat’ kepada Tuhan

PERKENALKAN, satu lagi bakat potensial di belantika musik Bali. Namanya Gamya Mandaka, masih belia, belum genap 15 tahun. Namun untuk debut rekamannya, satu lagi berbahasa Indonesia berjudul “Sabda”, ia berhasil mencuri perhatian. Tak hanya dalam urusan olah vokal, namun juga penghayatan lagu.

Meskipun lagu “Sabda” tidak secara khusus diciptakan sebagai lagu rohani, namun liriknya memang sarat dengan pesan spiritual. Intinya lagu ini tentang kerendahan hati seorang manusia dengan segala kelemahan dan kekurangannya, sekaligus ungkapan, curahan hati kepada Tuhan.

Ini kali pertama Gamya rekaman dan merilis lagu sendiri. Padahal ia terbilang baru punya hobi dan mulai belajar menyanyi dengan ikut les atau kursus vokal sekitar 1,5 lalu. Sebelumnya, ia justru tekun bermain musik khususnya biola sejak umur 7 tahun. Kemampuan mana juga sempat sekilas ditunjukkannya di video klip lagu “Sabda”.

“Saya menyanyi karena senang saja, bukan karena didorong apalagi dipaksa oleh orangtua,” ujar Gamya kepada awak media di sela-sela peluncuran single sekaligus penayangan perdana di kanal Youtube Kamis (20/8) malam.

Lagu “Sabda” bisa dikatakan menjadi kolaborasi menarik dari Ari Gianthi, yang menggarap lirik dengan Gus Saka yang membuatkan notasi serta konsep musik, penata rekaman Sila, dan Ary Indrawan, videographer dari Uma Picture yang menggarap video klip. Menurut Ari, sebelum menjadi lagu, ia menyusun kata-kata yang maunya dijadikan semacam catatan, “pesan” untuk ketiga buah hatinya termasuk si sulung, Gamya Mandaka.

Dijelaskan, “Sabda” terilhami tulisan tentang curahan hati kepada Yang Kuasa akan sifat dan sikap dari keegoisan, kemunafikan dan kesombongan seorang manusia sehingga kedamaian pun tidak dirasakan lagi. Saat kerendahan hati menjadi pilihan semesta akan menerima dengan cara-Nya hingga jagadhita terwujud.

Baca Juga:  Smallaxe Rilis Dua Lagu Baru Sekaligus

“Lagu ini memberikan pesan kepada kita khususnya manusia agar senantiasa lebih bersyukur dan rendah hati kepada sesama sehingga kedamaian hati itu selalu ada,” demikian Ari Gianthi.

Ketika kata-kata tersebut dibawa ke Gus Saka untuk dijadikan lagu, sempat terjadi proses yang cukup lama. Sekira tiga kali Gus Saka mengganti aransemen musik, karena ingin mendapatkan hasil yang benar-benar pas, sesuai dengan makna dari liriknya.

Ketika kata-kata tersebut dibawa ke Gus Saka untuk dijadikan lagu, sempat terjadi proses yang cukup lama. Sekira tiga kali Gus Saka mengganti konsep musik, karena ingin mendapatkan hasil yang benar-benar pas, sesuai dengan makna dari liriknya.

Gamya yang memiliki nama lenglap Putu Gamya Andari Mandaka Teges dilahirkan di Denpasar, 31 Desember 2005. Sulung dari tiga bersaudara buah hati pasangan Ni Luh Made Ari Sugianthi, S.T., M.Si. dengan I Ketut Teges Suparsa, S.E. ini sudah menggemari dunia musik sejak kecil, diawali dengan bermain biola saat masih berumur 7 tahun. Ketertarikannya untuk menyanyi baru muncul sejak duduk di bangku SMP, dan sempat mendapat bimbingan dari sejumlah pembina atau pelatih vokal Seperti Caca Topodade, Julian Kruschov, Agung Wirasutha, dan Gus Saka. Sebelum rekaman, ia juga kerap mengikuti lomba vokal dan membuat cover song untuk ditayangkan di kanal Youtube. (231)