
GRUP reggae The King’s of Revolutions membuktikan tekadnya untuk merilis album rekaman perdana di pengujung tahun ini. Saat merilis single “Sing Percaya” September lalu, mereka menyatakan tampil bukan sekadar kelihatan, tetapi memang ada niat kuat untuk berkarya. Album perdana self titled “The King’s of Revolutions” yang dirilis 8 Desember lalu menjadi bukti.
Lewat album ini, The King’s menawarkan sejumlah lagu yang mengangkat berbagai cerita tentang fenomena kehidupan yang terjadi di masyarakat. “Ya tentunya dengan warna musik dan lagu yang lebih fresh dan segar. Intinya ada pesan moral dan kehidupan yang terkandung di setiap lagu,” jelas Ajik Nataswara, vokalis sekaligus pencipta lagu-lagu The King’s.
Keinginan untuk merilis album, menurutnya tak lain agar The King’s bisa dikenal, diketahui, dan akhirnya lagu karyanya didengar dan dicintai setiap insan reggae di Bali maupun nasional, baik dari kalangan muda maupun tua.
“Kami sadar begitu banyak karya musik yang beredar saat ini. Namun kami berupaya dengan segala cara, strategi yang baik tanpa gimmick,” tambahnya.
Album perdana The King’s of Revolutions menawarkan 11 lagu, Love is Wonderfull, Pelangi 2024, Cinta Buta, Jeg Jalanin, Milu-milu Tuwung, Sing Percaya, Sampun Suwe, Dumadak Kamu Bagia, Ulah Elah, Tekek Metimpal, dan Akhiri.
Setelah rilis album dan mulai menjajaki pentas-pentas, saat ini The King’s tengah mempersiapkan album ke-2 yang lagu-lagunya lebih cenderung menggunakan lirik berbahasa Indonesia dan Inggris. Menurut Ajik Nataswara, ini salah satu upaya dan strategi untuk memperkenalkan The King’s ke publik secara maraton.

The King’s of Revolutions didukung formasi Ajik The Kings (vokal utama), Gus Kobar (gitar melodi), Kadek Pago (bass), Wayan Cetu (drum), Gus Alit (keyboard), Idham Noorsaid (brass), Judea (brass), dan Pande Tresna (perkusi). Ajik The Kings alias Nathaswara adalah musisi lawas yang di akhir 90-an malang melintang bersama Jun Bintang, Lanang, dan Gus Indra di grup Fatamorgana. Wayan Cetu sempat main bergabung di Joni Agung and Double T, sedangkan Idharm Noorsaid merupakan musisi nasional kawakan asal Jakarta yang kini bermukim di Bali. (231)