SELEPAS merilis lagu bertema cinta dan rohani, Tridatu merilis lagu bertema sosial kemasyarakatan. Mereka mencoba mengangkat pesan antinarkoba ke dalam lagu berjudul Ampura Meme lan Bapa. Kali ini Tridatu hanya muncul berdua, sepeninggal bassist Nata Wiguna yang meninggal dunia tiga bulan lalu.
“Ini karya terakhir Nata. Di bagian reff akhir masih ada rekaman suaranya. Setelah rekaman selesai, malam harinya kami masih sempat berembuk untuk rencana suting keesokan harinya. Namun subuh kami mendapat kabar kalau gitaris kami sudah meninggal dunia,” jelas Gus Wira, vokalis Tridatu.
Lagu Ampura Meme lan Bapa menceritakan kenakalan seorang yang terjerumus pergaulan tidak benar dan menjadi pecandu narkoba. Di saat sulit, sosok ayah dan ibu menjadi berperan penting turut menyelamatkan atau melepaskan si anak dari jerat bahaya narkoba dengan membantu mengarahkan untuk rehabilitasi. Bahkan si ayah dan ibu selalu menyemangati si anak untuk berubah.
“Akhirnya si anak berhasil lepas dari jerat narkoba berkat perjuangan kedua orang tuanya. Setelah si anak berhasil melewati proses yang sangat berat, di sanalah ia mulai sadar dengan keterpurukannya atau kesalahanya lalu meminta maaf kepada kedua orang tuanya,” jelas Gus Wira.
Untuk mewujudkan kisah dalam lagu secara visual, Tridatu bekerjasama dengan videografer Rafly J’flames. Sebagian suting adegan dilakukan di tempat rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali.
Tridatu Band dibentuk dan mulai berkiprah di musik Bali sejak 2012. Namun seperti band kebanyakan, mereka pun harus melewati berbagai kendala hingga baru bisa unjuk gigi, menghasilkan karya sendiri di tahun 2017 dengan merilis “Tresna Pertama”. Hingga saat rekaman terakhir Ampura Mema lan Bapak, Tridatu didukung tiga personel tetap Adix (vokal), Gus Wira (gitar melodi), Gung Pramana (gitar ritem). Untuk penampilan di berbagai acara, mereka menggaet beberapa additional player. Sebelumnya, mereka telah merilis beberapa video klip lagu berbahasa Bali seperti “Tresna Pertama”, “Tresna Sing Gelahang”, “Ikhlas”, dan “Sing Dadi Menyerah”. (231)
