
SETELAH sempat tertunda gegara situasi pandemi, Sanggar Cressendo melanjutkan kembali projek rekaman album kompilasi penyanyi anak-anak Bali Kumara generasi ke-8. Mereka pun siap dengan pergelaran khusus untuk peluncuran album di Hongkong Garden & Restaurant, 11 Desember mendatang.
“Kami sudah mempersiapkan pertunjukan secara khusus mulai dari koreografi para penyanyi, tata lampu dan tata suara. Karena itu anak-anak kami harapkan bisa tampil dengan baik dan maksimal. Untuk acara ini kami menerapkan protocol kesehatan sesuai ketentuan, selain itu kapasitas tempat hanya diisi setengahnya,” ujar Komang Darmayuda, pimpinan Sanggar Cressendo kepada wartawan di Batubulan, Gianyar, Minggu (5/12).
Didampingi Yong Sagita yang menangani penggarapan video klip bersama Yasa Sega, Komang Darmayuda menjelaskan album Bali Kumara Gen-8 sebetulnya sudah mulai dirancang dan dipersiapkan begitu album sebelumnya diluncurkan akhir dua tahun lalu.
“Bahkan beberapa lagu sudah jadi, namun keburu situasi pandemi, jadi tertunda. Tahun ini sebetulnya sudah direncanakan peluncuran 8 Agustus lalu, namun karena situasi kembali meningkat sehingga dilakukan PPKM, kami terpaksa tunda lagi,” ujarnya.
Album Bali Kumara Gen-8 menjadi istimewa, satu mahakarya karena didukung 18 penyanyi berbakat dengan karakter vocal tersendiri dari berbagai daerah di Bali, dari yang terkecil kelas III SD hingga yang paling dewasa sudah siswa SMA. Mereka didukung para pakarnya mulai dari pencipta lagu, penata musik, videografer, juga koreografer
“Untuk garapan musik, di album kali ini ada yang sedikit berbeda dengan memasukkan unsur orkestrasi pada beberapa lagu,” ujar Komah Darmayuda.
Lagu-lagu di album Bali Kumara gen-8 selain diciptakan oleh Komang Darmayuda juga didukung pencipta lainnya seperti Komang Raka, Gus Saka, dan Wahyu. Tema lagu-lagunya masih konsisten mengangkat tema sosial budaya, dan beberapa lagu berlatar belakang kasih sayang orangtua kepada anak. Penggarapan aransemen musik melibatkan sejumlah nama yang banyak berperan dalam rekaman lagu pop Bali seperti Dek Artha, Dewa Sujana, Komang Eaka, dan Putu Lukita Wiweka.
Lagu-lagu yang ditampilkan di album Bali Kumara Gen-8 adalah “Sesuluh Bungan Tunjung” (Kadek Fiona Evangelia Aolani Susantho), “Biang … Sasuluh Tiang” (IGA Satya Rani Daniswari Bagya), “Ayuning Bhuana” (Ida Ayu Mas Kayika Widyantari), “Penganggi Anyar” (Ayu Firsty Charisa Purna Dewi), ”Sasih Kapat” (Ni Komang Vivi Artha Nugraha Puri), “Pahlawan Bali Dwipa” (Desta), “Rikalaning Gering Agung” (ida Ayu Wulan Pradnyani Dewi), “Sangkaning Tresnan Meme Lan Bapa” (Ni Ketut Nadila Putri Pradnya Paramita), “Raka Lan Rai” (Kadek Milano Jayson Devara), “Asta Bratha” (Putu Ananda Khrisna Putra), “Olas Asih” (Dewa Ayu Made Esa Guna Pratiwi), “Suprabha Dhuta” (Ni Kadek Pradnya Putri Utami), “Kangen Rerama” (Ni Putu Acilla Samitha Semara), “Meme Bapa Sayang” (Putu Fiore Kemuda Arta Putri), “Ahimsa” (Ni Putu Cintya Pita Antariputri), “Nyuluhin Raga” (Ni Put Ayu Grace Putri Ardana), Panugrahan Ibu Pertiwi (Ida Bagus Ananta Diva), dan “Maha Dewa” (Ni Kadek Arinda Putri).
Album Bali Kumara pertama kali diluncurkan tahun 2014 atas keinginan untuk mendokumentasikan bakat-bakat menyanyi yang menempa diri di Sanggar Cressendo. Siapa sangka, projek sebagai salah satu upaya pelestarian seni budaya khususnya musik ini mendapat respons bagus dari kalangan luas, hingga berlanjut ke album Bali Kumara berikutnya secara rutin setahun sekali. Kecuali album Bali Kumara Gen-5 dan Gen-6 diluncurkan di tahun yang sama, 2017. Hingga saat ini tercatat 140 penyanyi lagu pop Bali anak-anak, remaja hingga dewasa menjadi keluarga besar Bali Kumara dari generasi ke generasi. (231)