DALAM diri tiap manusia tersimpan begitu banyak energi. Termasuk energi untuk menghadapi tantangan dan pengalaman baru. Pandangan ini pula yang kemudian dikreasikan oleh Parau menjadi judul album terbaru yang akan dirilis akhir bulan ini, “Rage|naissance” yang terinspirasi dari paham renaissance.
“Sekarang kami tengah persiapan untuk launching, yang bersamaan dengan Hammersonic Festival di Jakarta. Kebetulan kami menjadi wakil dari Bali untuk main di sana,” jelas Ghigox, vokalis Parau.
Dikatakan, karena ini digarap dalam waktu yang lebih lama, terasa kalau musikalitas grup ini lebih matang, lebih terkonsep. Jadi nggak buru-buru rekaman trus albumnya keluar. Kenapa ngga mau buru-buru, biar maksimal,” jelas Ghigox sembari menyebutkan, rekaman “Rage|naissance” sudah dimulai sejak pertengahan tahun lalu.
Karena itu pula Ghigox memastikan kalau dari segi musik, sudah pasti ada pengembangan, terutama masalah sound. Musik yang diolah terasa lebih padat, tapi tetap ada benang merahnya. Namun begitu sebanyak 10 lagu di album ini digarap “santai”, atau istilah Ghigox, slengean saja. Satu hal yang pasti, dengan semangat renaissance, di album ini Parau tidak selalu menampilkan kemarahan protes sosial dalam lagu-lagunya kini.
“Jadi ada bersenang-senangnya juga tema lagu-lagunya. Bukankah kita sering kelipaan, kalau kita juga butuh suasana yang happy biar semangat, nggak kelam terus,” ujar Ghigox.
Belasan tahun meramaikan kancah musik indie di Bali, bisa dikatakan Parau termasuk band yang konsisten dalam berkarya, walau sempat mengalami perombakan personel. Saat ini, Parau punya semangat baru dengan personel Ghigox (vokal), Oche (bass), Oka Ssidhimantra (gitar), Teguh (gitar) dan Utha (drum). Apa yang membuat Parau tetap semangat berkarya ketika banyak band indie lain seangkatannya sudah tak terdengar lagi kiprahnya?
“Singkatnya sih, memang musik itu sudah tak bisa lepas dengan keseharian kami. Jadi dari semua kesibukan personil, selalu ada celah untuk kumpul, setidaknya buat ngobrol-ngobrol. Asal sudah ketemu pasti ada saja ide-ide baru. Awalnya ngalor ngidul, terus ujung-ujungnya ya latihan,” cerita Ghigox.
Dibentuk 2002, selain sering mengisi pentas musik indie baik di Bali maupun beberapa kota besar di pulau Jawa, Parau yang setia memainkan musik metal core juga sudah merekam karya cipta mereka ke dalam album “Surga Bencana” (2006), “Somatoform” (2010) dan yang ke-3 ““Rage|naissance” yang akan dirlis 27 April mendatang. *adn