22/10/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

“Nusa Flobamora”, Cerita Marapu Tentang Kampung Halaman

“Nusa Flobamora” dari Marapu

SETELAH bertahun-tahun berkiprah dan berkarya di dunia musik, Marapu, band reggae yang berbasis di Bali, makin mantap dengan visi untuk lebih fokus menggarap tema budaya, tradisi, alam, pariwisata dan asli Indonesia ke dalam lagu-lagunya. Paling anyar, band yang sebagian besar personelnya berasal dari Nusa Tenggara Timur ini baru saja merilis lagu sekaligus video musik “Nusa Flobamora” akhir pekan lalu.

Sebagaimana judulnya, lagu ini bercerita tentang keindahan dan ciri khas “kampung halaman” band Marapu di daerah di Indonesia bagian timur. Makna judul “Nusa Flobamora”, Nusa adalah sebuah pulau, sedangkan kata Flobamora singkatan dari Flores (Flo), Sumba (Ba), Timor (Mor), dan Alor (A).

“Provinsi Nusa Tenggara Timur sering disebut Flobamora. Nah, Marapu Band sebagai penduduk asli NTT merasa terdorong untuk memperkenalkan daerah asalnya,” ujar Yanto Pekabanda, vokalis Marapu.

Karya terbaru Marapu ini sudah dapat disimak melalui sejumlah platform streaming digital seperti Spotify, iTunes, Deezer, Napster, Tidal, Joox. Apple Music, dan lainnya. Distribusi digital untuk lagu yang diproduseri Arnaud Pascal Mariani ini ditangani All Styles Editions.

Untuk penggarapan “Nusa Flobamora”, Marapu berkolaborasi dengan sejumlah musisi hebat

dari NTT termasuk Dian Sorowea, Marinuz Kevin, dan Paduan Suara dari Maumere. Mereka juga memperkenalkan warisan leluhur seperti alat musik sasando yang hanya ada di Rote, yang dimainkan oleh master sasando Izhu Nisnoni.

“Dengan komposisi musik yang tetap reggae. Musik lagu ini cenderung lebih mengakar reggae dengan sentuhan lirik gospel atau spiritual. Lagu ini memiliki chorus yang catchy dan mudah diingat,” demikian Yanto.

Marapu Band saat ini didukung formasi Yanto Pekabanda (vokal), Dondo Kapita (bass), Micah Johnston (drum), Ryo Santoso (gitar ritem), Novantara Bjs. (gitar melodi), dan Domi Kia Beda (keyboard). Band asal NTT yang memantapkan diri sebagai pengusung roots reggae ini dibentuk 1999 dengan “modal nekat” dan memulai kiprahnya di Jogjakarta.

Baca Juga:  Mr.P Muncul Membawa “Adi Jegeg”

Tampil di berbagai acara, mengejar mimpi untuk satu idealisme dalam bermusik, Marapu sempat merilis tiga album rekaman, sebelum akhirnya 2003 memutuskan pindah ke Bali. Kala itu hanya tersisa dua personel yang pindah ke Bali, Yanto (vokal) dan Dondho (bass). Di Bali mereka mulai menjajal berbagai tempat hiburan dan kesempatan pentas lainnya. Beberapa kali gonta-ganti personel, hingga akhirnya merasa cocok dengan formasi sekarang. Menurut Yanto, sepanjang perjalanannya, Marapu yang kini manajemennya ditangani Arnaud Pascal Mariani, setidaknya 24 kali ganti personel dan 8 kali ditangani manajer berbeda. (231)