MUSIKBALI.COM – Liburan sekolah lalu menjadi titik balik tak terduga bagi penyanyi juga musisi Mr. Rayen. Semua berawal dari momen iseng bersama putrinya yang masih bocah, Verly, saat ia membuat sampel lagu “Tresna Butuh Materi” yang sebenarnya ditujukan untuk penyanyi Gek Ayu Cinta.
“Awalnya sama sekali bukan untuk Verly. Nggak mungkin saya buatkan anak kecil lagu dengan konsep seperti itu,” kata Rayen.
Kala itu, ia sedang menulis lirik di kertas. Verly yang duduk di sebelahnya penasaran, membaca lirik, lalu mencoba menyanyikannya. Iseng, Rayen merekam video duet mereka untuk sampel, dan mengunggahnya di TikTok. Tak disangka, video itu meledak.
Popularitasnya pun meroket. Lagu tersebut, yang kemudian dikemas dengan sudut pandang “keluhan mama” dalam klipnya, menampilkan Verly sebagai “penengah” dalam pertengkaran ringan orangtuanya—sesuatu yang memang kerap terjadi di rumah mereka.
“Kalau Verly nyeletuk, kita yang tua jadi malu ribut. Adem lagi,” ujar Rayen sambil tertawa.
Namun di balik euforia, beberapa waktu lalu Rayen sempat mengalami tekanan besar. Saat pemunculan Verly sebelumnya, sempat diprotes dan dianggap mengeksploitasi anak. Beberapa ada tekanan agar lagunya ditarik dari radio, undangan TV dibatalkan, dan imbauan muncul untuk menghapusnya dari YouTube.
“Sebulan saya nggak enak makan, benar-benar down. Posisi seperti ini baru pertama kali saya rasakan,” ungkapnya.
Meski begitu, dukungan justru datang dari lingkungan terdekat. Guru TK, SD, dan alumni yang mengenal bocah bernama lengkap Ni Komang Verly Wajrayena, melihatnya dari sisi positif: bakat, keberanian, dan mental anak yang berani tampil bersama ayahnya. Bagi mereka, ini bukan sekadar lagu, tapi pembuktian talenta sejak dini.
Hampir tiga setengah bulan berlalu, lagu “Tresna Butuh Materi” versi duet bapak-anak ini telah ditonton 11,1 juta kali di YouTube. Angka yang menjadi rekor pribadi bagi Rayen selama berkarya. Ia menyebut Verly yang baru berumur 8 tahun sebagai pembuka jalannya kembali di industri musik.
“Selama bertahun-tahun saya merasa jalan di tempat. Tapi duet ini jadi titik balik. Verly yang menarik bapaknya untuk bangkit lagi,” kata Rayen. Kini, badai polemik mulai mereda, dan ia kembali menikmati musik—kali ini bersama sang putri yang masih menuntut ilmu di SD Negeri 3 Lelateng, yang mungkin tak sengaja membuka lembar baru dalam kariernya. (231)