DI jajaran band pengusung lagu berbahasa Bali, sejatinya Broken Radio bukanlah nama baru. Band bentukan April 2011 ini sudah pernah menghasilkan satu album rekaman di tahun yang sama saat mereka mulai berkiprah. Setelah melalui berbagai proses dan rintangan, baru tahun ini mereka dapat menyelesaikan album kedua yang diberi judul “Jengah”.
Ya, lima tahun Broken Radio memendam jengah untuk tetap bisa eksis di kancah lagu berbahasa Bali. Menurut Shandri Saputra, vokalis sekaligus pemetik gitar di grup ini, sesungguhnya proses penggarapan album kelar dalam tiga tahun. Namun karena beberapa kendala internal, keseluruhan proses baru bisa dituntaskan di awal 2016 ini.
“Di album kedua kami ini konsep musik mau pun videonya lebih matang,” ujar Shandi sembari menyebutkan, proses rekaman dibantu Made Jani (Sitangsu Studio), Sila homestudio, dan Studimaya. Sedangkan proses video klip didukung Gede Purnama Jaya dari Visual Room, dan Andi Duarsa.
“Jengah” yang dirilis dalam format compact disc (CD) memuat sembilan lagu dan satu intro. Di antaranya Kutakanafeesinyaka, Ampurayang, Tenanglah, Sederhana, Jengah, Hidup Bli, Ada Cinta, Sometimes, Malam Ini. Sesuai dengan judul lagu andalan sekaligus judul album, Jengah menunjukkan bagaimana perjuangan personel Broken Radio dalam berkarya. Bahwa tiap musisi mesti memiliki rasa jengah dalam berkarya sehingga dapat memberikan sebuah energi positif di belantika musik Bali. “Album Jengah ini menjadi bagian dalam perjalanan kami bermusik. Selain itu album ini juga untuk menuangkan kerasnya perjuangan hidup, cari makan dan lain sebagai di era sekarang ini,” tambah Shandi.
Balok, bassist grup ini menambahkan, dari sisi music, konsep di album Jengah memang berbeda dari album pertama Broken Radio yang lebih kental dengan warna pop dengan nuansa alternatif. Sedangkan di album kedua ini mereka mencoba bereksperimen dengan beragam warna musik. Termasuk memainkan electro tapi tidak lari dari karakter aslinya mereka.
Hingga saat ini, Broken Radio masih didukung personel Shandi Saputra (vokal, gitar), Balok (bass), dan Wah Alit (drum). Untuk penjualan album Jengah, mereka menggunakan sistem online yang bisa dipesan melalui media sosial, dan door to door. Mereka pun berharap ke depan Broken Radio bisa lebih dikenal banyak penikmat music, dan bisa berkarya lebih baik lagi. *231