
JIKA ada yang mengatakan kegemaran bermusik bagaikan “candu” yang tak pernah padam total pada penghobinya, kiranya tak berlebihan. Meskipun sempat terhenti, dorongan untuk bermain atau menyalurkan kreativitas dalam bermusik sangat mungkin akan muncul lagi pada satu saat. Inilah yang dialami Semeton, grup band asal Karangasem.
Belasan tahun vakum, grup yang pernah merilis album bertajuk “Suksma” di tahun 2004 ini akhirnya berkarya lagi. Satu lagu berjudul “Astungkara” mereka perkenalkan ke publik sejak pekan lalu. Lagu perdana Semeton Band di 2020 ini mencoba mengangkat tema sosial tentang persaudaraan, persahabatan dan perdamaian.
“Semoga pendengar atau penikmat lagu ini dapat memetik pesan moral yang ingin kami sampaikan,” ujar Benni, vokalis Semeton.
Dijelaskan, pemilihan tema sosial di lagu “Astungkara” untuk menunjukkan rasa peduli akan kehidupan bermasyarakat, lewat karya seni dalam hal ini seni musik dan berupa rekaman lagu sekaligus video klip. Lirik lagu digarap bersama-sama, aransemen musik dikerjakan oleh sang gitaris, Dhik Merta, sedangkan proses rekaman ditangani Sila Home Studio. Tanggal 20 Februari dipilih sebagai momen peluncuran, bertepatan dengan 18 tahun berdirinya Semeton Band.
Satu hal yang masih tak berubah dari awal berdirinya, Semeton konsisten memainkan warna musik pop rock. Namun untuk formasi, setelah sempat bongkar pasang personel, kini Semeton didukung Benni (vokal), Dhik Mertha (gitar melodi), Kerty Undiz (gitar ritem), Pasma (bass), dan Eddy (drum).
Semeton Band dibentuk 20 Februari 2002 di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem. Mengikuti perkembangan rekaman lagu berbahasa Bali, di tahun 2004 mereka merilis satu album berjudul “Suksma” yang memuat 10 lagu karya orisinil mereka. Namun tak lama berkiprah, grup ini vakum karena kesibukan masing-masing personel. Hingga pertemuan dengan Mantra Satya dan MS Pro memunculkan semangat untuk kembali ke dunia musik. “Astungkara” menjadi awal kebangkitan Semeton Band di era musik masa kini. (231)