05/09/2025
MUSIC EVENT tampilkan di SLIDESHOW

Lagu Perdana, Akusara Angkat Kisah “Puputan Jagaraga”

Akusara Music Ethnic

BULELENG tak hanya dikenal dengan grup musik rock dan pop saja. Urusan musik etnik, musisi di daerah ini juga tak kalah. Salah satunya dibuktikan Akusara Music Ethnic yang berasal dari daerah Gerokgak. Di awal pemunculan, mereka langsung tancap gas dan merilis satu single berjudul “Puputan Jagaraga”.

Peristiwa Puputan Jagaraga sendiri terkenal dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda. Di mana sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan Belanda pada kurun 1846 hingga 1849, kerajaan Buleleng menetapkan hukum tawan karang. Sejarah ini dikemas ke dalam lirik lagu oleh Gung Nov dari Gianyar.

“Tawan karang adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali untuk menyita kapal-kapal yang terdampar di wilayah perairan kerajaan mereka, lengkap beserta seluruh muatannya.

Gugurnya sang patih I Gusti Ketut Jelantik adalah akhir dari kisah lagu ini,” jelas Regge, manajer Akusara.

Sesuai namanya, Akusara Music Ethnic mencoba memadukan instrumen musik rock dengan gamelan Bali. Terbentuknya grup ini tak lepas dari latar belakang masa pandemi, di mana banyak aktivitas terhenti dan praktis tak ada kegiatan. Kala itulah muncul ide untuk membentuk satu gruo musik.

“Intinya pada saat pandemi , karena tidak ada job dan kegiatan, iseng-iseng membuat band,” jelas Regge yang bertindak sebagai manajer.

Akhirnya tak hanya sekadar iseng, malah muncul keinginan untuk menggarap karya sendiri. Jadilah Olla (vokal), Pandu (seruling), Onic (gitar melodi), Rio (bass), Cliff (drum), Wisnu dan Indra (gangsa) semangat berlatih. Selain merekam karya sendiri, Akusara malah sudah mencatat sejumlah prestasi seperti Juara 1 se-Bali lomba recreate jingle salah satu produk kopi, Juara 2 se-Indonesia lomba serangkaian acara semarak KBA 2020 di Jakarta, terakhir video klip terbaik lomba cover lagu nasional bernuansa Bali. (231)

Baca Juga:  Selamat Jalan, Ketut Bimbo