22/10/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

Ketika Tiga Dara Lantunkan Lagu Religius

Kaniya Indira, Dini Nugraha, dan Mawar Pradnya

TIGA penyanyi remaja Bali berkolaborasi merilis lagu religius berbahasa Indonesia, “Tryambakam Puja”. Adalah Ardi Marta, pencipta lagu yang juga seorang guru, berinisiatif membuat lagi religius yang ringan dan mudah dipahami. Agar lebih menarik, ia pun mengajak tiga dara: Kaniya Indira, Dini Nugraha, dan Mawar Pradnya.

Kepada mybalimusic.com, Ardi Marta sembari berseloroh mengatakan ia memang bukan guru agama, malah guru komputer. Namun dengan niat yang tulus dan perkenan dari Nya, “Tryambakam Puja” akhirnya tercipta.

Lagu ini memang sudah pernah direkam sebelumnya, namun ada keinginan untuk merekam ulang dengan aransemen baru. “Saya rasa makna lagu ini cocok dengan situasi saat ini, di mana kita menghadapi pandemi. Hanya atas perkenan Beliau semua ini akan berakhir. Tentunya dengan situasi ini kita harus sadar dan instrospeksi diri, lebih mendekatkan diri kepadaNya,” ujar Ardi Marta.

“Tryambakam Puja” dibuat dengan merujuk dari mantra Tryambakam. Dengan syair yang ringan menggunakan bahasa Indonesia diharapkan lagu ini lebih mudah dipahami serta dikenal oleh masyarakat tidak hanya di Bali namun seluruh Nusantara.

Saat proses penggarapan lagu ini, Ardi mengatakan berusaha untuk betul-betul menenangkan diri dan konsentrasi, apalagi ada keinginan agar tiada yang keliru dengan isi lagu yang dibuat. Mungkin karena itu pula ada getaran tersendiri bahkan kadang merinding saat merangkai syair demi syair lirik lagu.

Mengenai pilihan tiga penyanyi muda bebrakat Bali. Kaniya Indira, Dini Nugraha, dan Mawar Pradnya, menurut Ardi pertimbangannya sederhana saja. Selain ketiganya punya kemampuan bernyanyi yang sangat memadai dan sudah malang-melintang dalam berbagai kompetisi menyanyi di Bali dan nasional, mereka juga adalah perwakilan generasi muda Hindu yang akan menjadi tulang punggung bangsa kelak.

Baca Juga:  Lebri Partami Dihajar Hingga Babak Belur?

Rampungnya “Tryambakam Puja” tak lepas dari peran Ketut Sila dari Silahome Studio yang menangani aransemen musik dan seluruh proses rekaman. Untuk visualisasi ada campur tangan Yasa Sega yang menggarap pembuatan video klip, didukung tata rias dan busana oleh Eka Plawa. Lokasi suting sengaja dipilih Pura Luhur Batukaru sebagai salah satu pura Sad Kahyangan dengan aura spiritual yang sangat tinggi. Ini sekaligus memenuhi nazar Ardi Marta yang sejak dulu ingin membuat vieo klip lagu religius di sana. (231)