MUSIKBALI.COM – Usai merilis karya lagu kolaborasi bersama Hara, moniker dari Rara Sekar berjudul “Raih Tanahmu” akhirb tahun kemarin, band folk asal Denpasar, Bali, Nosstress melepas single terbaru bertajuk “Beri Waktu Hidup Tuk Tumbuh”.
Di lagu ini, duo Man Angga (gitar, vokal) dan Guna Warma (gitar, vokal) kembali menuangkan keresahannya ke dalam lagu “Beri Waktu Hidup Tuk Tumbuh”. Tidak jauh-jauh dari model lagu Nostress lainnya yang terlahir dari apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Menurut Guna Warma, “Beri Waktu Hidup Tuk Tumbuh” ibarat pengingat diri, menilik hidup manusia kebanyakan kini. Dipaksa ikuti sistem buatan mereka yang berkuasa meski tertindas.
Sementara itu Man Angga mengatakan, untuk tumbuh dan berkembang, tanaman perlu waktu dan lingkungan yang tepat. Tempat tumbuh yang baik, cukup sinar matahari, air dan suhu yang tepat.
“Ketika keseimbangan lingkungannya diacak-acak, dicemari tentu ia akan mati. Jika tetap hidup, ia akan hidup setengah mati. Manusia tak ubahnya tanaman walaupun dapat berjalan, berbicara dan memiliki kehendak. Pula kemampuan mengolah pikir,” paparnya.
Menurutnya, kini sebagian besar manusia dibuat serba terbatas, tak dapat memilih tempatnya untuk hidup. Hidup di lingkungan yang rusak dengan kebebasan yang tercerabut terpaksa dijalani meski dalam penindasan.
Di sisi lain, iklan-iklan hadir menelan jiwa manusia untuk hidup serba cepat, serba singkat. Bekerja untuk membeli, membeli dan membeli semua hal yang sebenarnya tak perlu. Menelan semua informasi yang tak ada gunanya hingga abai dan tidak memiliki sisa waktu berfikir hal yang lebih penting.
“Ketika manusia kehabisan waktu berpikir dan berhenti bertanya, disanalah kebatilan akan hadir untuk mengambil keuntungan. Merampas segala ruang dan memangkas segala hak. Memangkas ruang hidup, kesehatan, pendidikan dan memangkas keselamatan. Ini nyata dan sedang terjadi,” tambahnya.
Lewat single terbarunya, Nosstress mengaku ingin mengajak pendengarnya berfikir ulang, meluangkan waktu untuk tidak melewatkan hal penting menjalani hidup. Maukah melangkah lebih pelan hingga tak banyak hal penting yang terlewat? Mampukah kita batasi konsumsi agar instrumen cerna dapat bekerja dengan sempurna?
“Selayaknya tanaman agar tumbuh indah, kita perlu merawat pikiran lalu beri waktu hidup tuk tumbuh,” pungkasnya. (231)