07/11/2024
Nasional tampilkan di SLIDESHOW

Kalimasada Bangkitkan Reggae di Bali Utara

Kal1
Grup reggae Kalimasada dari Singaraja

MUSIK seakan sudah menjadi bagian yang terpisahkan dari aktivitas Wayan Sam. Ketika sempat hijrah ke Amerika, bekerja di sana selama beberapa tahun, pria asal Buleleng tak bisa membendung gairah bermusiknya. Di sana, ia pun membentuk grup band bersama sejumlah rekannya, dengan mengibarkan nama Bali5 di Los Angeles. Setahun lebih kembali ke kampung halaman, dorongan bermusik masih kuat terasa. Ia pun bergabung dan menghidupkan lagi grup Kalimasada di Singaraja.

Kalimasada sendiri bukanlah nama baru. Grup ini sudah terbentuk 2004 silam, berawal saat dua musisi, Spink dan Dwie tampul di salah satu club malam di lovina bersama Fredi untuk mengisi satu acara. Secara spontan kelompok ini kemudian diberi nama Kalimasada, tanpa berpikir apakah nama ini akan dipakai seterusnya. Sempat eksis mengisi berbagai pementasan di Buleleng, grup ini vakum. Hingga masuknya Wayan Sam, membangkitkan kembali grup ini dengan satu tujuan, membangkitkan semangat musik reggae di Bali Utara.

Sedari awal, grup yang didukung Wayan Sam (vokal), Aris (vokal), Spink (drum), Dwie (bass), Kaplir (keyboard), dan Radit (gitar) ini memang konsisten memasinkan musik reggae. Setelah aktif dengan formasi baru, grup ini pun mulai sering tampil lagi. Selain mengisi acara regular di hotel dan bar di daerah Lovina serta Pemuteran, mereka pun turut ambil bagian di acara Buleleng Bali Dive Festival 2016 beberapa waktu lalu. Bahkan mereka juga melebarkan sayap dengan tampil di klub khusus musik reggae Apache Bar di Legian.

Apa yang membedakan Kalimasada dengan grup reggae di Bali lainnya? Soal ini Wayan Sam menjelaskan, secara umum tak ada yang beda. Hanya saja mereka punya misi membangkitkan musik reggae di Bali. Bahkan mereka pun punya sebutan khusus bagi penggemar reggae di Buleleng, yakni “Singarasta”.

Baca Juga:  Jun Bintang Tetap Jelas dengan “Sing Jelas”

“Bagi kami aliran reggae itu memberi kedamaian dan kebebasan dalam berekspresi. Selain itu musik reggae mudah dicerna oleh pecinta musik dari anak muda sampai mereka yang sudah lanjut usia. Musik reggae alirannya menuju hubungan alam dan manusia, hati ke hati, seperti life is freedom, do whatever you want to do,” papar Wayan Sam.

Selain membawakan lagu-lagu dari grup reggae kenamaan, Kalimasada juga sudah memiliki sejumlah lagu sendiri yang kerap pula dibawakan saat mendapat kesempatan manggung. Sekurangnya ada empat lagu sudah dihasilkan, “Reggae Yoyo”, “Yolo Yolo”, “Love Feel” dan “Pemuteran”. Bahkan lagu “Reggae Yoyo” saat ini sudah memasuki proses rekaman di PissProject Studio.

Soal nama Kalimasada, Wayan Sam menjelaskan, tak lepas dari kisah pewayangan Mahabharata. Kalimasada adalah nama senjata dari tokoh Yudistira. “Kami kemudian mengaplikasikan definisi dari kata Kalimasada ke dalam musik reggae kami, dengan sebutan 3K, yakni karakter, karya dan keseriusan di kancah musik di Bali,” pungkas Wayan Sam. *231

Kal2