22/10/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

“In Metta”, Kolaborasi Dewa Budjana – Imei Ooi Sambut Waisak

budjana
Imei Ooi dan Dewa Budjana

ADA yang istimewa dari perayaan Hari Trisuci Waisak 2561 yang jatuh pada hari Kamis (11/5). Bertepatan dengan hari raya umat Buddha ini, musisi kenamaan Indonesia, Dewa Budjana merilis album baru berjudul “In Metta”. Untuk album yang secara fisik diedarkan dalam format CD audio ini, Dewa Budjana berkolaborasi dengan Imei Ooi, penyanyi sekaligus pencipta lagu Buddhis dari Malaysia, yang sudah banyak merekam lagu-lagu bernuansa rohani.

Album “In Metta” yang dirilis bersamaan dengan perayaan menyambut detik-detik Waisak di pelataran Candi Borobudur, Rabu (10/5), memuat empat nomor yang keseluruhan lagunya digarap Imei Ooi dan musiknya ditangani Dewa Budjana. Dua di antaranya “Chant of Metta” dan “Om Mani Padme Hum” yang sangat popular di kalangan umat Buddha, kali ini digarap dengan interpretasi musik dari Dewa Budjana. Selain itu ada dua lagu baru, “Puppha Puja – In Acceptance” dan “Tisarana – In Refuge”.

Bagi Dewa Budjana, terlibat dalam rekaman album rohani tentunya bukan hal baru lagi. Sejak 20 tahun silam ia telah mengawali dengan penggarapan album “Nyanyian Dharma” (1997). Tahun 2004 bersama bandnya GIGI, ia mulai mengerjakan album Ramadhan hingga sekarang. Begitu pula di tahun 2013 terlibat dalam penggarapan album Natal. Kali ini, ia berkesempatan berkolaborasi dengan komponis Buddhis, Imee Ooi untuk menggarap album “In Metta”. Tak berlebihan kalau kemudian gitaris berdarah Bali ini menyebut kiprahnya tersebut sebagai bermusik dalam keberagaman.

Dalam obrolan melalui telepon dengan mybalimusic.com, Rabu (10/5) menjelang persiapan penampilan di Borobudur, Dewa Budjana mengatakan sesungguhnya sudah sejak lama ia ingin menggarap musik rohani Buddhis, kebetulan yang lain sudah. Saat bertemu dengan Prajna Murdaya dari Shoemaker Studio, Dewa Budjana mengungkapkan keinginannya tersebut. Pada awalnya, dalam benaknya terlintas keinginan mengajak sejumlah penyanyi Indonesia dari Indonesia, begitu juga komposernya siapa. Melalui obrolan panjang, Prajna Murdaya menyodorkan satu nama, Imei Ooi. Setelah mengetahui sosok penyanyi dan composer ini dan diperdengarkan rekamannya, Budjana ditawari untuk berkolaborasi.

Baca Juga:  Perkenalkan, Inilah Vaha yang “Tak bisa Mendua”

“Saya bilang, kalau dia mau, ayo-ayo saja. Akhirnya kami berangkat ke Malaysia dan langsung bikin satu lagu di sana, Tisarana. Tiga lagu lagi rekaman di Jakarta. Jadi penggarapannya termasuk ngebut. Keseluruhan prosesnya sebulan lah,” tutur Budjana.

Ketika ditanya kesannya berhasil merampungkan album Buddhis, melengkapi album rohani lain yang pernah dikerjakan dan melibatkannya, Budjana hanya menyatakan tiap menggarap album situasinya berbeda. “Jujur saja ketika menggarap album In Metta, kondisinya kan lagi bertolak belakang. Ya … istilahnya alam, situasi tahu sendirilah lagi  gonjang ganjing, dalam diri saya sendiri juga tengah bergejolak. Tapi kemudian bisa menyelesaikan rekaman album ini, ya ini satu karunia,” paparnya.

Budjana pun mengungkapkan, memang tak mudah ketika dihadapkan pada situasi lingkungan dan gejolak batin, harus membuat musik yang bagaimama. Tapi malah kali ini bisa membuat segalanya menjadi tenang. “Kalau orang bilang meditasi, bagi saya buat musiknya saja sudah meditasi malah. Full time di studio untuk menggarap musik dan rekaman, akhirnya itu malah menenangkan, sangat menenangkan,” ujarnya.

Jika apa yang dilakukan Dewa Budjana dengan terlibat rekaman musik untuk berbagai agama sebagai satu toleransi, menurutnya bukan sekadar itu. Saat orang banyak ngomong soal toleransi, ia sendiri tidak mikir apa-apa, jalani saja. Dalam pikirannya tak terbebani soal toleransi hingga ada frame nantinya begini begitu. Baginya yang terpenting fokus garap musik saja.

Dewa Budjana yang mengawali kariernya di musik sejak masih remaja, makin banyak dikenal setelah bersama Armand Maulana membentuk band GIGI di tahun 1994. Hingga sekarang grup band ini masih tercatat sebagai salah satu band besar yang solid dan terus berkarya. Di luar grup pop/rock ini, Budjana juga rekaman solo. Tak hanya di Indonesia, namanya juga kian banyak dikenal di luar negeri setelah bergabung bersama label Moonjune Record sejak 2012 serta berkolaborasi dengan sejumlah musisk kenamaan dunia dan menghasilkan seperti “Dawai in Paradise” , “Joged Kahyangan”, “Surya Namaskar”, “Hasta Karma” dan “Zentuary”.

Baca Juga:  Untuk Lagu Bali, RPSG Sediakan “Ladang Beton”

Imei Ooi adalah musisi, penyanyi, juga composer dan produser rekaman asal Malaysia yang mendirikan label sendiri IMM Musicworks sejak 1997. Hingga saat ini ia telah merilis tak kurang dari 50 album rekaman, dan memproduseri sejumlah proyek musik untuk komunitas dan organisasi Buddhis di seluruh dunia. Ia merekam lagu-lagu Buddhis dengan tujuh bahasa berbeda, termasuk bahasa Pali dan Sanskerta. “Chant of Metta”, “Om Mani Padme Hum”, “Prajna Paramita Hrdaya Sutta” serta “The Great Compassion of Mantra” adalah beberapa karyanya yang banyak dikenal di seluruh dunia. *231