PENYANYI pop solo Bali, Gusyuda, merilis satu karya baru berjudul “Bukan Cinta”. Kali ini ia mencoba sesuatu yang berbeda. Selain membawakan lagu dengan lirik berbahasa Indonesia, ini kali pertama pula ia tampil sendiri tanpa diiringi D’Waves.
Lagu “Bukan Cinta” menggambarkan keraguan seorang laki-laki akan perasaan yang dimiliki wanita pasangannya. Keraguan itu selalu muncul dalam tiap ingatannya, karena ia sangat mencintai si wanita. Hanya seringkali ia ragu akan perasaan si wanita untuk dirinya.
“Awalnya saya sempat ragu untuk rekaman sendiri, karena menurut saya seorang penyanyi solo harus memiliki ciri khas yang menonjol, karena karakter suara akan sangat terlihat di sini. Berbeda ketika sedang bersama band , di sana musikalitas dan vokal sama-sama kuat ditunjukkan,” ujar Gusyuda kepada mybalimusic.com.
Ini juga kali pertama Gusyuda tidak merilis sendiri rekamannya, namun ditangani label Ganghan. Begitu pun lagu yang dinyanyikan adalah ciptaan Andy Duarsa yang sekaligus menangani pembuatan video musik.
Andy sebagai project leader di Ganghan mengatakan, pihaknya tertarik untuk menangani rekaman Gusyuda setelah melihat potensi penyanyi pop di Bali banyak yang bagus dan tak kalah dengan daerah lain terutama Ibukota.
“Sayangnya dari Bali sendiri genre pop masih belum ada muncul di nasional. Karena itu kami mencoba membuat konten lagu pop berbahsa Indonesia. Harapan kami ke depan ada ikon pop dari Bali yang berhasil di kancah nasional,” jelas Andy Duarsa sembari menyebutkan, setelah Gusyuda, pihaknya juga tengah menyiapkan rekaman penyanyi lain sepertui Metta dan Naya Glo.
Gusyuda mengawali ketertarikan terhadap musik sejak remaja. Sempat membentuk grup band The Time, kerap menjajal panggung kompetisi musik di Denpasar dan sekitarnya, namun akhirnya band yang potensial ini terpaksa “bubar” karena kesibukan masing-masing personelnya setelah memasuki bangku kuliah.
Meski demikian Gusyuda tak hilang semangat dalam berkarya di musik. Berbarengan dengan usaha clothing yang dikelola, ia masih kerap tampil solo dan berusaha mempertahankan eksistensi dengan memunculkan karya sendiri. Tahun 2015 pertama kali ia rekaman lagu pop Bali dan merilis “Mewali”, disusul “Tegar” (2016), “Sesalku” (2018), “Sumpah Mati” (2019), dan duet bersama D’Go Vaspa untuk lagu “Surya di Petenge” (2020). (231)