Home News Bali Gita Swara Alit Mahardika Tantang Pembajak
Bali tampilkan di SLIDESHOW

Gita Swara Alit Mahardika Tantang Pembajak

GSXA_M1
Gita Swara Alit Mahardika (GSAM)

SAMPAI saat ini, pelaku industri rekaman masih tetap dipusingkan oleh pembajakan. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir pembajakan terhadap karya yang baru beredar. Namun berbeda dari yang lainnya, Eka Putra dari Eka Production justru mengundang, “menantang” pembajak untuk membajak produksinya. “Apakah di sini ada pembajak? Silakan karya kami dibajak. Karena dengan demikian akan membantu untuk lebih memperkenalkan anak-anak,” ujarnya saat menyampaikan pengantar di acara peluncuran album musik Gita Swara Alit Mahardika (GSAM) di Sanur, 2 Juli lalu.

Apa yang diucapkan produser sekaligus musisi dan pencipta lagu ini bukanlah bentuk keputusasaan, namun justru upaya tetap menjaga semangat berkarya. Album GSAM merupakan rekaman ke-9 yang dirilis sendiri oleh Eka Production. Dijelaskan, penggarapan album rekaman ini memakan waktu hingga 1,5 tahun sejak persiapan, penggarapan musik dan rekaman, suting video klip hingga penggandaan dalam format DVD.

“Kenapa lama, karena album ini melibatkan 15 anak-anak dari beberapa daerah di Bali. Selain Denpasar, juga ada yang dari Nusa Dua, Klungkung, dan lainnya. Nah, mengumpulkan mereka ini yang susah, terutama untuk mencocokkan waktu. Jadi harus diatur sedemikian rupa, agar semuanya lancer,” jelas Eka Putra.

Dijelaskan pula, album GSAM mencoba menawarkan beragam jenis musik dan tema lagu, yang diupayakan tak jauh dari dunia anak-anak. Terlebih lagi yang menyanyikannya memang masih kanak-kanak hingga menjelang remaja, dengan beragam latar belakang pengalaman menyanyi, mulai dari pemula hingga juara lomba. Keseluruhan lagu yang diciptakan sendiri oleh Eka Putra mengangkat tema seputar dunia anak-anak, bakti kepada orang tua, cinta budaya dan lingkungan.

Album GSAM yang untuk tahap pertama dicetak 1.000 keping DVD, memuat 16 lagu, yakni  Gita Swara Alit Mahardika (seluruh artis GSAM), Kenyot Kenyot (Caca), Kapal Pesiar (Meisya Vania), Permata Khatulistiwa (Desta Grasia), Setegah Ambu Putih (Naya Noey), Cita-cita (Indira Meisya), Pewaris Bali Mahardika (Diki Hyuga), Meme (Icha Prahastari), Pasih Sanur (Gek Mirah Virgi), Kembang Rampe (Gek Yonie), Meme Bapa Sayang (Kiera Winata), Kangen (Amanda Rhadaswari), Pura Taman Ayun (Khanaya Shwari), Tat Twam Asi (Triska), dan Pitutur Meme (Devi).

Terwujudnya album GSAM, menurut Eka Putra, memang tak terlepas dari peran dan dukungan besar dari keluarga masing-masing penyanyi. Justru orangtua anak-anak yang sangat bersemangat dan mengajukan diri untuk bisa terlibat dalam proyek ini, hingga jumlahnya mencapai belasan. Dukungan tersebut juga tampak saat peluncuran yang dihadiri tokoh DPD RI dari Bali, Aryawedakarna Suyasa, di mana masing-masing penyanyi mengajak serta dan memperkenalkan kedua orangtua dan saudaranya. “Dukungan keluarga sangat besar. Bahkan sebelum album GSAM diluncurkan, sudah mulai ada anak-anak sanggar lainnya yang mendaftarkan diri untuk project rekaman selanjutnya,” demikian Eka Putra. (231)

Exit mobile version