PUBLIK kebanyakan mungkin lebih mengenal sosok ini karena videonya membuat canang yang viral. Padahal tak hanya cekatan membuat sarana upacara, ia juga punya kemampuan berolah vokal yang baik pula. Mau bukti? Simak saja “Sing Terganti”, satu lagu yang akan diperkenalkan secara luas mulai 26 Desember ini.
Lagu ini menjadi rekaman ke-2 Gek Cantik, setelah “Powerbank” yang dirilis Oktober 2018. Jika untuk lagu pertama membawakan ciptaan AA Raka Sidan, kali ini ia mencoba garapan Gede Pranajaya.
“Saya sempat berpikir agar kiprah saya dalam menyanyi tidak berhenti sampai di Powerbank saja, makanya saya memang rencanakan untuk melanjutkan untuk mencari lagu baru dan rekaman di bli Dek Artha,” jelas Gek Cantik kepada mybalimusic.com di Denpasar, Rabu (25/12).
Dengan merendah, mengaku belum tahu banyak tentang ini itu dan masih perlu banyak belajar, sosok kelahiran Gianyar, 25 Februari 1996 ini mengaku tak memiliki keinginan atau target muluk-muluk dari kiprahnya di blantika musik pop Bali.
“Tujuan saya hanya agar musik Bali, lagu pop berbahasa Bali masih tetap dicintai masyarakat Bli pada umumnya,” katanya.
Lupa sejak kapan, dara bernama asli I Gusti Ayu Cahya Dewi ini menyanyi awalnya karena suka dan hobi saja. Dari hobi itulah kemudian muncul keinginan mencoba membuat rekaman. Selain itu karena dukungan keluarga dan temen-teman juga agar kiprahnya tak bisa berkembang dan tak terhenti sebatas hobi saja.
Putri pasangan Ni Gusti Putu Luwes dan I Gusti Nyoman Ngurah (alm.) ini tak memungkiri, sebagian besar orang tahu sosoknya sebagai seorang gadis yang sering bikin canang — begitu sebutan orang kalau bertemu dengannya – gara-gara videonya yang virak. Padahal Gek Cantik sendiri mengaku tak menyangka, karena awalnya hanya iseng saja untuk membuat video bagaimana bikin canang.
“Eh, sekarang tiap pergi kemana-mana, ada saja yeng menegur saya, ini Gek Cantik yang bikin canang ya? Nah, karena orang sudah tahu saya karena mejejaitan, dari situlah saya ingin membuat rekaman lagu berbahasa Bali. Dua aktivitas ini menurut saya bisa dibilang berdekatan, sama-sama melestarikan seni dan budaya,” tandasnya. (231)