BAKAT di bidang musik bisa muncul dari mana saja, latar belakang apa saja. Meskipun kerap terjadi, entah karena kurang atau belum terpublikasikan dengan maksimal, bakat tersebut belum dikenal secara luas. Ini pula yang dialami Fiona Angeline, penyanyi dari Bali yang sudah melepas satu single berjudul “Bicarakanlah” (Malhaebwa). Lagu ini sudah banyak pula didengarkan melalui platform musik digital seperti Spotify, deezeer, dan applemusic.
Ketika Fiona harus berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan, otomatis belum banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mengangkat lagu “Bicarakanlah” yang dibuat dalam tiga versi, bahasa Indonesia, Inggris, dan Korea. Menurut Tekun Setianoto, sang ayah, ia memang sengaja mendesak Fiona untuk merampungkan rekaman sebelum mulai kuliah pertengahan tahun lalu. Harapannya, lagu ini bisa menjadi portofolio sekaligus modal awal untuk memperkenalkan bakat Fiona di ibukota.
Menariknya, meskipun rekaman “Bicarakanlah” melibatkan nama-nama profesional bidang musik di Jakarta seperti pencipta lagu Tito P. Soenardi yang juga menata musiknya, Tekun justru berpikir untuk mengangkat nama Fiona dari daerah asalnya, Bali. Karenanya setelah satu semester berlalu dan lagu “Bicarakanlah” belum dipromosikan secara maksimal, ia pun tengah berencana membuatkan video klip untuk Fiona. Ia pun percaya di Bali banyak videographer bagus, sehingga dalam bayangnya tak perlu repot-repot membuat video klip sampai ke luar negeri. Bali punya daya tarik tersendiri, dan video klip garapan kreator dari Bali juga sangat bisa diandalkan.
“Secara pribadi saya juga merasa nggak enak, karena sudah didukung sedemikian rupa oleh Tito P. Soenardi. Jadi wajib bagi saya untuk lebih mengangkat lagu ini, salah satunya dengan membuatkan video klip untuk media promosi,” jelas Tekun dalam perbincangannya dengan mybalimusic.com di Denpasar belum lama ini.
Sejak beranjak remaja, Fiona sudah tertarik dengan musik khususnya K-Pop. Tak heran kalau ia dengan cepat belajar menyanyi dengan bahasa Korea, pun membaca Hangul. Kerap pula ia meng-cover lagu-lagu Korea, dan mengundang decak kagum yang mendengar karena pelafalan yang sangat akurat, dengan aksen seperti aslinya.
“Kami sebagai orangtua hanya mendukung, berupaya membukakan jalan. Maka melihat bakat Fiona, kami mencoba mencarikan peluang. Termasuk menghubungi sejumlah tokoh musik di Ibukota, untuk bersama-sama turut menangani rekamannya. Langkah awalnya ya membuatkan single berbahasa Indonesia dengan musik ala K-Pop,” Tekun.
Meskipun Fiona memiliki bakat yang bisa dibilang langka, jarang sekali ada orang Indonesia yang bisa menyanyi lagu Korea dengan baik, namun Tekun memahami kalau Fiona “bukanlah siapa-siapa” karena belum banyak yang mengenal bakatnya. Karena itulah, sembari meneruskan kuliahnya, Fiona diharapkan setelah ini mulai bisa muncul ke permukaan. Selain pembuatan video klip, juga tengah dijajaki berbagai kemungkinan dan peluang yang bisa dilakukan.
Fiona Angeline Setianoto dilahirkan 20 Oktober 2001. Sejak masih sekolah, alumnus SMA Taman Rama, Denpasar ini sudah gemar menyanyi. Walau ia sendiri tidak mau gembar-gembor, namun lebih suka menunjukkan kemampuannya secara langsung. Tak heran kalau lulusan dengan nilai UNBK 388,5/400 tertinggi di sekolahnya ini, ini kerap mengundang decak kagum dan sambutan antusias saat tampil menyanyi di sejumlah acara. (231)
