06/09/2025
BEHIND THE MUSIC tampilkan di SLIDESHOW

Dukung Pembela HAM dengan “Payung Hitam”

Dialog Dini Hari

TRIO yang mengusung musik blues, folk, Dialog Dini Hari (DDH) mengeluarkan lagu terbaru berjudul “Payung Hitam”. Peluncuran lagu ini disebut sebagai salah satu bentuk dukungan dari DHH kepada para pembela hak asasi manusia (HAM).

“Kami sengaja meluncurkan lagu ini pada hari peringatan HAM sedunia untuk mengingatkan kembali bahwa masih banyak pelanggaran HAM yang tidak kunjung diselesaikan pemerintah, dan justru menggelar Pilkada yang tidak jelas di tengah pandemi seperti saat ini,” kata Dadang S.H. Pranoto, gitaris sekaligus vokalis DDH.

Dikatakan, lagu “Payung Hitam” terinspirasi dari perjuangan para ibu yang setia menggelar aksi tiap Kamis di depan Istana Negara. Meskipun dia dan personel DDH lainnya belum pernah secara langsung terlibat dalam aksi Kamisan tersebut, namun Dadang mengatakan ikut mendukung, termasuk lewat lagu terbarunya.

Dadang bercerita, saat DDH konser di Jakarta tahun lalu, mereka memang pernah dihubungi aktivis KontraS yang ingin mengajak Bu Sumarsih, salah satu aktivis Kamisan dan ibu dari korban tragedi Semanggi I.

“Waktu itu kami belum siap karena belum ada karya apapun tentang mereka. Dari situ aku jadi mengingat kembali. Akhirnya pada saat lagu ini jadi, aku coba mulai mewujudkan sebuah keprihatinan pribadi sebagai musisi terhadap pelanggaran-pelanggaran HAM yang masih terjadi sekaligus dukungan terhadap aksi Kamisan,” cerita Dadang.

Proses penggarapan Payung Hitam, menurut Dadang, berlangsung selama satu bulan. Setelah Dadang menulis lirik, pencabik bas Brozio Orah dan penabuh drum Deny Surya lalu menyelaraskan aransemennya. Setelah sempat bongkar pasang selama sebulan, lagu itu pun jadi. Permainan klarinet dari Yuvensius Donny Hermawan turut memperindah irama lagu sepanjang 4 menit 23 detik ini.

Dadang menambahkan, peluncuran Payung Hitam pada peringatan Hari HAM tahun ini juga sebagai pengingat, terutama anak-anak muda, tentang pentingnya HAM. Menurutnya HAM merupakan fondasi utama demokrasi di negara manapun juga.

Baca Juga:  Luncurkan “Satyam”, Aurel Saraswati Banjir Pujian

“Apa yang kami sumbang mungkin tidak besar, tetapi hal-hal baik tetap harus didukung seperti perjuangan para korban pelanggaran HAM. Apa yang mereka lakukan lewat aksi Kamisan pun sudah menggaung ke mana-mana. Mungkin dengan karya ini kita bisa menunjukkan bahwa jauh dari Jakarta, kami juga peduli pada apa yang mereka perjuangkan,” demikian Dadang. (231)