MUSIKBALI.COM – Ambisius. Kata itu terucap langsung dari kakak beradik Nusandari Maranda dan Larasati Maranda — atau akrab disaba Aya dan Lala – ketika menggarap dua proyek sekaligus, Moxie dan GummyGirlz. Itu terungkap saat peluncuran video musik kedua debutan baru itu di Denpasar, 20 Juli lalu.
“Awalnya pak Ketut Suarma sebagai produser Maranda Production menyampaikan punya ide membuat grup vokal i-pop pertama di Bali. Kami pikir ini asyik, oke. Eh setelah jalan malah muncul ide baru sekalian saja buat yang anak-anak, jadi ambisius memang,” ujar Lala sembari tertawa.
Bagi Aya dan Lala, selalu ada tantangan baru ketika mendapat kesempatan membuat rekaman untuk bakat-bakat penyanyi baru di belantika musik Bali. Dari dua proyek yang diluncurkan, mereka mengaku tak terlalu rumit ketika menangani GummyGirlz, karena sudah tahu akan “diapakan” trio Ratih, Reina, dan Isyana. Soal musik maupun lirik dapat diselesaikan dengan cepat, bahkan ide untuk outro lagu “Hearbeat” muncul spontan dan dikerjakan langsung saat rekaman.
“Nah, yang sedikit berat rekaman Moxie. Ketiga personelnya, Nanda, Erin, dan Tisha memiliki karakter berbeda-beda. Ada yang rock, klasik, pop. Kami tidak mau menjadikan mereka seragam, satu warna. Nah, ini tantangan, karena kami harus menggarap layer demi layer agar beragam warna mereka bisa tetap muncul,” papar Aya.
Menariknya, rilis Moxie dan Gummygirlz dilakukan hanya beberapa hari sebelum keberangkatan Aya dan Lala ke Kanada akhir Juli ini, untuk menempuh pendidikan musik di sana. Apakah ini semacam karya perpisahan dari duo “Alien Child” ini?
“Maranda Production tetap jalan. Saya kira tak ada masalah, Aya dan Lala masih tetap bisa berkarya walau jarak jauh. Dengan dukungan teknologi sekarang semuanya dimungkinkan,” kilah Heny Janawati, ibu Aya dan Lala sekaligus founder Janawati Academy of Performing Arts. (231)
