BERAWAL dari penggemar, lalu ingin mencoba, akhirnya menjadi pelaku juga. Sejumlah anak muda asal desa Dencarik, Buleleng, yang awalnya belajarsering ngumpul, iseng bermusik dan menggemari lagu berbahasa Bali, kemudian mencoba membuat karya sendiri. Jadilah satu grup band yang kemudian diberi nama D’gata. Awalnya berempat, namun setelah mundurnya sang gitaris karena kesibukan kerja, kini mereka sepakat untuk tetap bertiga saja.
Dipilihnya D’gata sebagai nama, berawal dari kesepakatan personel grup ini, sebagai bentuk kecintaan terhadap daerah asal, tempat lahir juga tempat tinggal mereka, yakni Dencarik. Kata Gata diambil dari inisial masing-masing personel, yakni Gusti Wirama (G) sebagagi gitaris sekaligus vokalis, Agus Kusuma (A) sebagai drummer, dan Tangkaz Sugiadnyana (TA) sebagai bassist.
Tak perlu waktu lama bagi grup ini untuk menunjukkan kiprah mereka, setelah resmi diperkenalkan sejak 9 September 2015. Saat ini mereka sudah memiliki materi rekaman lengkap satu album, yang rencananya diberi judul #Tetep Bersyukur”. Meskipun mengusung genre musik pop alternatif, namun mereka juga menyelipkan beberapa lagu reggae dan rock “Kami mencoba membawakan lagu dan musik yang simpel, selain itu kami juga tidak fanatik dengan genre musik. Dengan warna musik yang variatif, siapa tahu dari sini bisa menjadi nilai lebih bagi kami,” jelas Wirama, sang vokalis.
Meskipun sudah ada 9 lagu yang direkam untuk materi album perdana dengan dukungan dari Queen Studio pimpinan Wahyu dan D’studio Sambangan pimpinan Yudi, namun saat ini baru dua saja lagu yang mereka “bocorkan” ke public, yakni “Janji Bagia” dan “Tetep bersyukur”.
“Sisanya 7 lagu lain masih kami simpan agar saat album dalam format CD nanti dirilis, ada surprise, karena lagu lainnya itu juga tak kalah menariknya,” demikian Wirama. (231)