06/09/2025
Potret tampilkan di SLIDESHOW

Dari Negara, Bocah Tua Nakal “Dadi Manusa”

Bocah Tua Nakal

KREATIVITAS musik di kota Negara mulai semarak lagi. Salah satunya dengan pemunculan Bocah Tua Nakal (BTN), grup musik yang memutuskan berkarya di belantika musik pop Bali. Sebagai wujud keseriusan berkarya, mereka baru saja merilis satu album berjudul “Dadi Manusa”.

Dirilis secara digital, album “Dadi Manusa” yang digarap di bawah bendera Hanima Visual ini memuat 10 lagu berbahasa Bali dalam balutan irama pop punk. Melengkapi karyanya, BTN juga meluncurkan video musikpertama, “Tresna Sujati”.

Sekalipun nama BTN baru dimunculkan, tiga personel pendukungnya terbilang pemuda Negara yang sudah cukup lama berkiprah di musik. Mereka adalah adalah Arya Punka (gitaris sekaligus vokalis), Agung Popon (bassist), dan Gus Eko (drum).

Menurut Eko, sang drummer, BTN sebetulnya sudah dibentuk sejak 2019 dan sedari awal memang sepakat membawakan lagu berbahasa Bali dengan irama pop punk. Selama dua tahun ini pula mereka aktif berkarya dan mengumpulkan materi lagu. Hingga pertengahan bulan ini, projek rekaman pertama dirampungkan dan dirilis sebagai album dengan judul “Dadi Manusa”.

“Untuk memperkenalkan karya, kami berencana menggelar sejumlah pertunjukan musik meskipun dalam skala kecil. Sekaligus merangkul dan mengajak musisi dan band lokal dari Jembrana lainnya,” ujar Eko.

Dikatakan, 10 lagu di album pertama BTN semuanya menggunakan lirik berbahasa Bali. Sekalipun ada lagu yang berjudul bahasa Inggris atau memasukan satu dua kalimat berbahasa asing di dalamnya. Lagu-lagu yang terangkum di album ini, Dadi Manusa, Tresna Sujati, Jomblo Lara, Say Never Give Up, Para Semeton, Pesaja, Tuah Kenangan, Jelema Sombong, Hidup Lan Timpal, Cinta Plaibang Jak Timpal.

“Semoga karya kami ini bisa menghibur masyarakat tgak hanya di Jembrana tapi juga di seluruh Bali, sekaligus menginspirasi para tetua agar bisa sedikit nakal walaupun sudah tua, hehehe …,” gurau Eko.

Baca Juga:  Dek Arya Pilih “Bermain Cantik” saja

Soal nama grup Bocah Tua Nakal, menurut Eko karena teringat dengan salah satu tokoh dalam serial televisi “Pemanah Burung Rajawali” atau Return of The Condor Heroes. Selain julukannya terdengar lucu, juga seperti mewakili sosok personel band, meskipun sudah makin tua, tetap “nakal” namun dengan cara yang positif. (231)