
PENYANYI remaja Cening Wijaya, akhir tahun ini genap berumur 17 tahun. Meskipun sudah beranjak menuju dewasa, kabarnya ia susah bilang cinta. Benarkah? Ternyata ini hanyalah ungkapan Cening untuk karya terbarunya yang akan dirilis waktu dekat, satu lagu berjudul “Susah Bilang Cinta”.
Ini pertama kalinya Cening menyanyikan lagu berbahasa Indonesia, setelah bulan lalu merilis “Matur Suksma” yang berbahasa Bali. Menariknya, kedua lagu tersebut diciptakannya sendiri. Lagu “Matur Suksma” yang mendapat sambutan baik setelah dirilis melalui Youtube, diciptakannya tahun 2020, namun baru bisa dirilis tahun ini.
“Kalau single kedua nanti, liriknya berbahasa Indonesia. Saya coba mengangkat tema cinta anak remaja yang masih malu-malu mengungkapkan rasa cinta terhadap lawan jenis. Jadilah lagu Susah Bilang Cinta, yang liriknya simpel dan mudah diingat,” jelas dara yang duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 1 Denpasar ini.
Cening merasa senang mendapat pengalaman luar biasa yang berbeda dari proses penggarapan dua lagu ciptaannya. Jika untuk lagu “Matur Suksma” sebagai ungkapan terima kasih kepada orangtua dan keluarga ia dibantu oleh Dek Artha untuk aransemen musik, di lagu “Susah Bilang Cinta” ia bekerjasama dengan Adi Pradana, gitaris grup band Gecko.
Meskipun sebagai penyanyi remaja namanya baru muncul tahun ini, sosok bernama lengkap Putu Cening Chaya Kalpika Samahitha Wijaya ini bukanlah pendatang baru di jalur olah vokal. Sejak kanak-kanak ia sudah terlibat rekaman lagu pop Bali anak-anak antara lain mendukung album Bali Gumara Gen #3 dengan menyanyikan lagu “Dewi Danu”, juga lagu “Pekak Dadong” di Album Rare Harta Pro.
Jauh sebelumnya, putri pasangan I Ketut Artawan dan Luh Putu Eka Suyanti ini sudah mengukir sejumlah prestasi di bidang tarik suara seperti juara III nasional Lomba Menyanyi Solo FLS2N (2016) hingga Juara I Lomba Bintang Pop Bali Cilik TVRI Denpasar (2017). Di luar urusan tarik suara, ia juga muncul di ajang Teruni Bali Cilik 2011 hingga sebagai finalis Siswa Ajeg Bali 2019. (231)