
CUKUP lama hiatus dari ingar bingar perkembangan musik di Bali, Postmen, salah satu grup musik lama yang memproklamirkan diri bermain di jalur rapcore, muncul kembali. Tidak setengah-setengah, mereka melempar album baru berjudul “Caturaksa”. Ada yang menarik dari album ini, dari judul yang erat dengan konteks keagamaan, lagu yang menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia, pun formasi terbaru.
Dalam rilisnya, Postmen menjelaskan munculnya ide menggarap album “Caturaksa” berkaca dari banyaknya konflik sosial, budaya, alam dan keresahan yang terjadi di sekitar lingkungan keseharian kita. Pun ada semangat baru untuk berkarya lagi, setelah sekian lama hiatus dari dunia musik hingga melewati beberapa fase.
“Kami mencoba satu gebrakan baru namun tetap mengusung aliran rapcore, untuk turut kembali mewarnai dunia musik tanah air,” ujar Kong, gitaris Postmen.
Untuk album barunya ini, Postmen didukung formasi terbary, Wak Kong (gitar melodi), Lika Luck (vokal), Ade (drum), dan Riski (bass). Jangan terkecoh dengan judul yang menggunakan kata bernuansa Hindu Bali, karena tak ada satu pun lagu berbahasa Bali di sini. Ada 10 lagu baru yang disodorkan Postmen, tiga lagu berbahasa Indonesia dan sisanya berbahasa Inggris. Dibuka dengan tembang Aku dan Mereka, berlanjut ke We are The Postmen, Wake the Fuck n’ Up, How Long, Rock Day, Fuck you All, Boneka, Untuk Negerimu, You Wake me Up, dan ditutup dengan Don’t Give Up The Fight.

Kata Caturaksa sebagai judul album dikutip dari Sang Hyang Catur Raksa, satu sebutan dari empat dewa dalam Hindu. Di mana dalam tiap akan memulai suatu upacara (seperti upacara matur Piuning) maka kepada-Nya lah meminta restu agar suatu upacara dapat berjalan dengan lancar dan siddhakarya.
“Kami menggunakan Caturraksa sebagai tajuk dari album ini dengan harapan, juga kami gunakan sebagai acuan, agar album ini dan kita semua bisa diberi kemudahan dan kemakmuran (Sri) , diberikan pengetahuan (Sarwa Aji Jnana). Kami juga berharap musik yang kami mainkan dapat memberikan manfaat bagi pendegar sebagai suatu pengetahuan, dianugerahkan semangat (Raksa Bandha) agar tetap berkarya tanpa lelah dan berdiri tegak menjalani kehidupan , pun juga kami harapkan hubungan kekeluargaan antara kami, Postmen dan teman-teman semua agar tetap terjaga hangat dalam satu rasa cinta sesama manusia,” papar Lika sebagai garda depan band.
Ditambahkan, proses penggarapan “Caturaksa” dipercayakan kepada Helldean Record, salah satu studio musik yang dikelola Tophanter, musisi senior di kancah musik Bali. Keseluruhan proses meulai dari rekaman, mixing, mastering hingga rilis didukung oleh Helldean. (231)