PANGGUNG kecil, penonton yang berimpitan di kursi meja makan, live music dengan lagu beragam bahasa, menyanyi dan tertawa bersama, begitulah suasana kompetisi AcoustiCantik #1 yang digelar di Stel Peleng, Denpasar. Sesuai namanya, ini kompetisi band yang memainkan musik akustik, tanpa dibatasi jenis lagu tertentu, bebas berkreasi dalam aransemen maupun improvisasi.
Selama dua hari, 14-15 Oktober, sejumlah anak muda yang notabene baru mulai membentuk grup musik, unjuk kebolehan. Lima peserta dipilih saat tahap penyisihan hari pertama, untuk tampil kembali menentukan peringkat saat tahap final di hari kedua. Bakat-bakat bagus dalam bermusik, tak pelak mengundang antusias seluruh pengunjung. Lagu berbahasa Bali, Indonesia, maupun Inggris, mengalir dalam balutan musik pop, reggae, jazz, bahkan keroncong, yang dimainkan secara akustik.
Alhasil, Broken Brothers dinyatakan sebagai Juara I, disusul Selotape (juara II), dan Clay (juara III). Dua peserta lain, The Lips dan Fine tak urung juga mendapat apresiasi tinggi dari tim juri. Melihat antusiasi peserta dan pengunjung, Jun Bintang selaku pengelola Stel Peleng berencana melanjutkan program ini, dengan persiapan yang lebih lama agar dapat menjaring lebih banyak lagi musisi-musisi muda berbakat.
“AcoustiCantik saya buat semata-mata karena bentuk kepedulian saya kepada generasi muda Bali yang memang hobi bermusik. Saya ingin mereka bisa mengekspresikan kemampuannya dalam bermusik didepan orang banyak. Nah, kebetulan saya memiliki tempat sederhana bernama Stel Peleng, maka timbul ide mengapa tidak kita selenggarakan saja disini,” jelas Jun.
Ditambahkan, peserta bisa bebas berekspresi termasuk memperlihatkan skill mereka dalam hal bermusik dan menyanyi. “Saya berharap suatu saat akan ada lagi lahir musisi-musisi berbakat dari Panggung Bekicot di tempat yang semoga tidak akan mereka lupakan, Stel Peleng,” demikian Jun. (231)