APA yang terbayang dalam benak Anda begitu mendengar kata bercak dinding? Mungkin akan terbayang dinding yang kotor karena lembab, rembesan air, atau bekas cat yang tak rapi. Tapi bercak dinding yang ini tak ada hubungannya dengan rumah. Ya, Bercak Dinding yang ini adalah band indie dari Denpasar. Meskipun bukan soal rumah, mereka ini justru baru saja merilis single yang judulnya tak jauh-jauh dari rumah, “Keberuntungan Takkan Ketuk Pintu Rumah” alias KTKPR.
Butuh waktu cukup lama bagi band yang terbentuk 12 Februari 2014 ini untuk memunculkan karya baru lagi. “Single ini adalah pengantar menuju album perdana kami yang direncanakan berjudul sama, Keberuntungan Tak Kan Ketuk Pintu Rumah,” jelad Vendy, vokalis grup ini kepada mybalimusic.com, Selasa (21/2).
Dikatakan, lagu ini menjadi semacam pemicu, sebuah narasi yang diharapkan menyadarkan siapa pun bahwa keberuntungan tidak langsung turun dari langit. Begitu pula ia tidak akan membangunkan kita saat tidur. Jadi, apa yang diraih adalah sesuatu yang telah kita kejar. Sesuai dengan karakter band ini, lagu KTKPR dibalut dengan musik akustik nanggung dengan nada-nada mendayu. Tidak agresif dari segi musik dan bahasa, tapi kaya makna dan cukup memanjakan telinga.
“Ya, mungkin inilah yang membedakan kami dengan band lain. Kami bermain dengan sedikit alat musik, tapi itu sepertinya yang membuat sound yang kami hasilkan jadi unik,” tambah Vendy.
Jika tak ada aral, album perdana Bercak Dinding digadang-gadang akan kelar kuartal pertama tahun ini. Ada 8 lagu yang sudah mereka siapkan, seperti “Aksen”, “Diputar Fakta”, “Lupa Bahagia”, “Rentang Gelap Pagi”, “Setulus Angin Malam”, “Tiada Sandaran”, “Untuk Lebih Berjuang”, dan tentu saja ““Keberuntungan Takkan Ketuk Pintu Rumah”.
Masih didukung tiga personel, Vendyantara (vokal, gitar akustik), Maharaja (bass) dan Sattwika (drum), Bercak Dinding memainkan musik beraliran dream pop, dark pop, atau apalah yang disebut post pop. Soal nama Bercak Dinding, konon muncul iseng saja, karena sebelum “resmi” menjadi satu band, Vendy sering membuat lagu sambil memnghadap ke tembok kamar yang agak kotor dan mengelupas. Ah, bisa saja. Yang pasti mereka tengah bersemangat untuk bermusik, tak mau menunggu keberuntungan jatuh dari langit atau datang mengetuk pintu rumah sepertu judul lagu, tapi dengan berkarya dan berkarya. (231)