
MUSIK bisa menjadi salah satu terapi yang baik untuk kejiwaan. Musik tak hanya bisa untuk menyampaikan perasaan, musik juga bisa membuat tenang dan perasaan senang atau Bahagia. Inilah yang dilakukan Arusaji band lewat rekaman perdananya, self titled mini album.
Arusaji memang bukan band biasa. Bukan hanya dari kepanjangan namanya, Alumni Rumah Sakit Jiwa, grup yang membawakan musik bercorak melodic punk ini memang didukung tiga personel yang menjalani rehabilitasi karena mengidap skizofrenia atau biasa disebut ODS (orang dengan skizofrenia).
Di tengah keterbatasan dan bagaimana berjuang meredam masalah yang sewaktu-waktu bisa muncul itu lah, Dedika (vocalis, gitaris), Komang Loster (bass), dan Nyoman Sudiasa alias Pak Man (cajon) mencoba berkarya.
Sejak dibentuk Desember 2020, Arusaji yang didukung Rumah Berdaya Denpasar, beberapa kali mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebolehan mereka dalam bermain musik. Di sela-sela aktivitas sehari-hari, merekapun mencoba membuat karya sendiri untuk mengekspresikan diri. Tak heran kalau tema lagu yang semuanya diciptakan Dedika, tidak jauh dari jauh dari perasaan, pengalaman selama mengalami skizofrenia.
Dalam salah satu kesempatan, Dedika mengayakan lewat karya musik ia dan kawan-kawannya ingin menyampaikan sudut pandang yang lain dari sisi gelap skizofrenia.
“Kami juga berharap stigma terhadap kesehatan jiwa secara umum terkikis pelan pelan hingga tidak ada lagi pengucilan terhadap orang yang mengalami masalah kejiwaan khususnya skizofrenia,” harapnya.
Setelah berproses sekira setahun, akhirnya projek mini album berhasil dirampungkan dan dirilis dalam bentuk fisik CD audio. Tujuh lagu yang terangkum di dalamnya, “Di Rumah Berdaya”, “Jangan Pasung Aku”, “I’m Skizofrenia”, “Halusinasi”, “Gadis Jalanan”, “Anarchy War”, dan “Penjahat”.
Peluncuran yang berlangsung di Jeger House, Renon (20/2) selain ditandai penampilan langsung Arusaji, diisi pula diskusi bertema “Better Life” dengan menghadirkan narasumber I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Hum. (Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar), Dr. Gusti Rai, Sp.Kj. (psikiater), serta dua musisi, Roy (Djihard), dan Dimas (Instant Karma). (231)
