MUSIKBALI.COM – Setelah lebih dari satu dekade vakum, ruang seni legendaris Serambi Art Antida di Denpasar resmi dibuka kembali dengan nama baru: Antida Sound Garden. Peresmian dilakukan pada Sabtu malam (19/7) lewat acara bertajuk “The Rebirth of Antida Sound Garden”, yang dihadiri puluhan penonton dan pelaku seni dari berbagai komunitas.
Acara berlangsung meriah di dua area utama—indoor dan outdoor—dengan penampilan musik, tari, dan puisi. Sejumlah seniman tampil memeriahkan malam pembukaan, di antaranya Made Mawut, Sandrina Malakiano, Jasmine Okubo, Pranita Dewi & Yan Sanjaya, Dialog Dini Hari, Galiju, dan The Munchies.
“Antida bukan sekadar venue. Ini adalah ruang di mana orang-orang percaya bahwa seni bisa mengubah hidup,” kata Anom Darsana, pendiri Antida Sound Garden. Ia menyebut pembaruan ini bukan sekadar merawat kenangan, tetapi juga membangun masa depan komunitas seni yang inklusif.
Antida Sound Garden kini hadir dengan wajah baru namun tetap mempertahankan semangat awalnya: ruang ekspresi bebas sejak berdiri pada 2010. Tempat ini dikenal sebagai rumah bagi musisi independen Bali dan Indonesia, seperti Nosstress, Navicula, dan The Hydrant.
Penampilan malam itu menampilkan ragam genre—dari blues, kontemporer, hingga groove psikedelik. Made Mawut membuka panggung outdoor dengan nuansa blues membumi, disusul Sandrina Malakiano dengan lagu-lagu dari album terbarunya AIR. Jasmine Okubo menampilkan tarian bertema tubuh dan transisi, sementara Pranita Dewi dan Yan Sanjaya menghadirkan puisi reflektif. Galiju menyajikan eksplorasi musik modern bercampur akar lokal, dan The Munchies menutup acara dengan energi penuh.
Kembalinya Antida menjadi harapan baru bagi ekosistem seni Bali: tempat pertemuan lintas disiplin, kolaborasi, dan tumbuh bersama. (R/231)