ACARA tahunan Asia Pacific Music Meeting (APaMM) digelar lagi. Untuk ketiga kalinya, Anom Darsana dari Antida Music Indonesia berkesempatan diundang berbicara di konferensi tempat bertemunya semua founder festival musik di seluruh dunia ini. Gung Anom, begitu ia biasa disapa, tampil menjadi pembicara di panel APaMM sebagai salah satu delegasi mewakili Indonesia. Keikutsertaan Gung Anom di APaMM kali ini sekaligus juga membawa misi mengenalkan potensi musik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, dengan mengikuti Ulsan World Music Festival (UWMF).
Keberuntungan kali ini ada pada grup Rhytm Rebels. Ia mengaku sangat antusias untuk mengirim musisi tanah air agar dapat mengisi panggung di sana. Sebelumnya, ia mengirimkan beberapa biografi musisi-musisi di Bali untuk diajukannya kepada UWMF. Penyelenggara akhirnya memilih Rhythm Rebels yang didukung Reza Achman (drum) dan Rizal Abdul Hadi yang membawakan instrumen tradisional berasal dari Sunda yang bernama Awi Goong. Sesuai jadwal, Rhythm Rebels akan tampul 1 September nanti.
“Korea yang memilih langsung. Antida Music mengajukan beberapa nama musisi kepada APaMM untuk tampil pada Ulsan World Music Festival, dan Pihak Korea yang mengkuratori nama-nama tersebut dan memilih siapa yang akan ditampilkan di Ulsan World Music Festival, tentu sebagai satu-satunya delegasi dari Indonesia,” jelas Gung Anom.
Kehadiran Rhytm Rebels di panggung UWMF, jelas menyimpan harapan besar bagi Gung Anom. Mereka menjadi bagian dari festival yang keren, dan oleh para pekerja festival, Indonesia dilihat mempunyai musisi yang berkualitas pula. Begitu pun kepada Rhytm Rebels, ia berharap bisa menunjukkan diri sebagai musisi yang profesional dan kelak bisa bermain di berbagai belahan dunia selain di Korea. “Mereka mempunyai dinamika yang luar biasa,” komentarnya.
Mengenai keterlibatan di ajang seperti APaMM, Gung Anom berharap ke depannya Indonesia pada khususnya dan Asia pada umumnya dapat menjadi barometer musik dunia. Tak ada cara lain untuk itu selain meningkatkan kualitas musik itu sendiri. Bahkan Gung Anom juga punya mimpi kelak, satu saat, Bali menjadi tempat pertemuan para founder festival musik dunia dan bisa tercipta satu kolaborasi. “Ini sesuatu yang bukan tidak mungkin kalau setiap pertemuan ini saya menjalin networking yang baik ke mereka,” demikian Gung Anom. (231)