
MUSISI Buleleng, Andik Kosongsatu merilis satu karya orisinil terbaru berjudul “Ampurayang Ratu Agung”. Lagu yang dipublikasikan melalui media berbagi Youtube dalam suasana hari raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu ini memuat lirik dalam bahasa Bali tertata apik yang mengungkapkan permohonan maaf kepada Sang Pencipta.
“Ini salah satu karya yang saya dedikasikan untuk bumi tercinta, permohonan maaf kami sebagai manusia atas semua kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak disengaja. Kami takut akan amarah Sang Maha Agung, Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Andik.
“Ampurayang Ratu Agung” menjadi karya kesekian dari Andik Kosongsatu yang digarap atau direkam secara sedergana. Menurut vokalis band Kosongsatu ini, ia memiliki banyak materi lagu untuk solo projek. Semuanya menampilkan ciri khas, dinyayikan dengan gaya berceloteh.
“Sebagian besar lagu direkam secara sederhana menggunakan HP, musik saya mainkan sendiri sembari menyanyi,” ujar penyanyi bernama asli Andi Wirawan ini.
Selain bergaya celotehan, sebagian besar lagu karya Andik yang dikemas dalam warna pop balada dengan iringan musik akustik mengangkat berbagai kisah keseharian, mulai dari kisah cinta, kasih sayang seorang Ibu hingga masalah alam dan lingkungan. Sebelum “Ampurayang Ratu Agung” misalnya ada “Celoteh Pagi” yang mengungkapkan ajakan untuk tetap semangat menghadapi hidup, karena hidup ini indah, hidup ini juga tak mudah, jadi syukuri saja, jangan menyerah.
Ada juga ungkapan kerinduan kepada sang Ibu di lagu “Kasih Sayang Meme Tanpa Alasan (Rindu Ibu)”, celotehan seorang laki laki bagaimana memandang sifat perempuan yang cenderung ingin disayang dan dimanja dalam lagu “Menghadapi Anak Luh”. Lagu lainnya ada “Astungkara”, “Peminum Tua”, “Demokrasi Salah Kaprah”, “Tresna Kehalang Ekonomi”, dan “Akun Palsu”. Kasus kekinian seperti pandemi, korupsi juga fenomena “kasus dulang” beberapa waktu lalu tak luput dari celotehan ala Andik Kosongsatu.
Ketika ditanya apa tidak keinginan untuk merekam seluruh lagu-lagunya secara lebih ‘serius’ menjadi satu album, Andik hanya tertawa kecil. “Ide banyak tapi terbentur masalah modal untuk rekaman, selain itu terbentur promo juga. Bagi saya yang yang penting tetap semangat berkarya,” pungkasnya.
Pria yang kesehariannya di luar aktivitas tarik suara adalah seorang polisi yang bertugas di Polsek Singaraja ini mengawali kiprahnya di musik dengan bergabung di band Taksu, yang merilis satu album rekaman berbahasa Bali di tahun 2009. Berikutnya ia sempat memperkuat AkeBuleleng di tahun 2013, lalu turut membentuk Band Oi di tahun 2015 yang kemudian berubah menjadi Kosong Satu. Sejak itu pula namanya sering disebut Andik Kosongsatu.
Untuk proyek rekaman solo, Andik sengaja memilih warna musik yang berbeda dengan grup band yang ia perkuat sebelumnya, termasuk yang masih berjalan, Kosong Satu. Warna pop balada jadi pilihan karena ini merupakan genre musik paling pertama yang ia sukai. Pun, kiprah musiknya terbentuk sedikit banyak karena terpengaruh akan sang idola, Iwan Fals. (231)
(231)