
GRUP musik yang membawakan lagu berbahasa Bali dengan personel yang semua atau sebagian besar wanita, terbilang jarang. Di tengah kelangkaan itulah, muncul Alcoust. Satu grup yang memainkan musik dengan format akustik, dan dari empat personel, tiga di antaranya adalah wanita. Pekan lalu, mereka baru saja merilis single perdana yang diberi judul “Tresna Be Liwat” atau cinta telah berlalu.
Adalah tiga remaja putri Amanda (bass), Chaca (gitar 1), Gek Mirah (vokal) diperkuat Visnu (gitar 2) memberanikan diri untuk merekam satu karya sendiri. Walau sesungguhnya mereka terbuka untuk memainkan berbagai jenis lagu, namun sebagai salam perkenalan, lagu pop Bali jadi pilihan. Dengan pertimbangan, untuk lebih mempermudah mendekatkan mereka dengan penikmat musik di Bali dari berbagai kalangan.
Melihat judulnya saja sudah ketahuan lagu “Tresna Be Liwat” yang dibawakan Alcoust bercerita tentang kisah romantis, problem cinta anak muda pada umumnya. Bagaimana seorang remaja putri mencoba berbesar hati, rela melepas sang pacar dan memintanya untuk melupakan kisah cinta mereka karena tiadanya kesesuaian lagi.
Konon lagu berirama slow rock, ini muncul secara spontan berawal dari senandung salah satu personel Alcoust. Setelah didengarkan baik-baik dan merasa lagu ini selain cocok dimainkan juga bagus untuk direkam, mereka pun meminta bantuan Gus Lendjoe, seorang musisi dari Karangasem, untuk membantu membuatkan lirik lagu. Kelar urusan lagu, penggarapan musik kemudian dipercayakan kepada Donnie Lesmana. Untuk mendukung visualisasi kisah romantis ala anak kekinian, penggarapan video klip dipercayakan kepada videographer Andy Duarsa.
“Kami berharap nantinya karya kami dapat dinikmati oleh semua kalangan. Selain itu mampu menginspirasi remaja lain agar menggali bakat dan minat masing-masing, dan selalu melakukan hal positif demi masa depan,” ujar Gek Mirah, vokalis Alcoust.
Lagu “Tresna be Liwat” menjadi salah satu karya yang dihasilkan Alcoust di sela-sela kegiatan belajar secara online dari rumah. Hingga saat ini sudah ada tiga lagu yang dirampungkan, namun akan dirilis satu per satu. Proses penggarapan ketiga single ini tak lepas dari peran Donnie Lesmana, gitaris Lolot yang juga ayah Visnu, pemain gitar 2, yang memperkenalkan proses mulai dari menulis lagu hingga rekaman.
Bagi segenap personel Alcoust, masa muda adalah masa belajar, dan mereka sepakat aspek lain dari pembelajaran terutama mengenali potensi diri bisa dilakukan melalui aktivitas bermusik. Dari musik, mereka belajar banyak hal. Di samping mengasah keahlian dalam memainkan alat musik yang digemari sebagai hobi, juga menggali bakat dan potensi diri, rasa percaya diri dan membangun kepercayaan dengan menjaga profesionalisme dan komitmen.
Kiprah Alcoust bermula dari tawaran untuk mengisi acara live music di salah satu pusat perbelanjaan di kota Denpasar. Nama Alscoust dipilih karena personelnya sepakat memainkan berbagai genre musik dengan format akustik Saat dibentuk 18 November 2018, didukung formasi Amanda (bass), dan Chaca (gitar), Ryan (cajon), dan Krisna (vokal). Sempat terjadi pergantian personel, hingga mereka solid dengan formasi sekarang. (231)
