PENYANYI lagu berbahasa Bali, Bayu Cuaca, mengakhiri masa lajangnya. Tepat 23 Oktober lalu, pria berambut panjang ini menyunting belahan hatinya, Mirah Sugandhi. Ternyata Mirah adalah sosok “Tunangan Langka” seperti yang dinyanyikan Bayu. Tentu setelah melewati upacara pawiwahan, statusnya berubah menjadi “Kurenan Langka”.
Kepada mybalimusic.com Bayu menceritakan, ia pertama kali bertemu Mirah saat proses pembuatan klip lagu “Tunangan Langka” di paruh awal 2015. Sebagaimana diketahui publik penikmat musik, lagu itu kemudian jadi hits sekaligus mengangkat nama Bayu Cuaca.
“Lagu Tunangan Langka yang saya tulis berisi tentang harapan akan sosok seseorang yamg baik dan pengertian dalam hidup, yang rajin, baik hati rajin mebakti, rajin nyampat, dan pagi-pagi buatin kopi. Ya akhirnya judulnya Tunangan Langka,” kenang penyanyi bernama asli Bayu Juniarta ini.
Cerita berlanjut, setelah proses pembuatan klip usai, Bayu dan Mirah mulai lebih dekat dan pacaran. Hingga akhirnya si Tunangan Langka resmi menjadi pendamping hidup Bayu, dan mereka nganten 23 Oktober 2017 di Buleleng, kampung halaman Bayu. Bisa ditebak, acara berlangsung sangat meriah dan berkesan, terutama momen saat mempelai selesai natab, semua keluarga menyanyikan lagu “Tunangan Langka”.
Sadar dan mengerti akan hobi dan kesibukan sang suami dalam bermusik, Mirah tidak mengurangi atau bahkan membatasinya walau mereka kini sudah menjadi suami istri. “Mirah membebaskan saya berkarya, manggung, walaupun jadwal saya kadang-kadang lumayan padat, tapi dia selalu mengerti,” jelas Bayu.
Magister seni jebolan ISI Denpasar ini mulai mengawali ketertarikannya terhadap musik dan menyanyi sejak kanak-kanak. Ketika kelas I SMP, ia sudah mulai bermain gitar. Bahkan untuk mewujudkan keinginan punyagitar sendiri, ia rela tiap hari menyisihkan Rp 5 ribu yang sakunya agar bisa membeli gitar seharga sekitar Rp 150 ribu saat itu. Sebelum intens menyanyikan lagu berbahasa Bali, Bayu justru mengawali kariernya dengan merilis album pertama berbahasa Indonesia yang berjudul #prakiraancuaca di tahun 2014. Karena di awal kiprahnya ia sering membawakan lagu tentang prakiraan cuaca, “Hujan Deras” dan “Angin Kencang”, oleh seorang teman ia pun diberi nama Bayu Cuaca. Jika kemudian melebar ke lagu berbahasa Bali, menurutnya kebetulan saja. Tahun 2015 secara alami, mengalir begitu saja, ia menciptakan lagu “Tunangan Langka”. Terakhir ia merilis single “Ngeling sambil Manting”. (231)