NAMA boleh instan, tapi proses dalam berkarya tentu tak bisa instan. Apalagi ada banyak kendala dan tantangan lain. Maka wajarlah, grup musik Instant Karma merasa lega ketika akhirnya berhasil merilis album perdana mereka, Through This Suffering. Penantian yang panjang, sedari grup ini dibentuk sekira dua decade lalu.
Menurut Dimas, gitaris Instant Karma, penggarapan album penuh pertama ini terbilang cukup memakan waktu. Mereka mulai menggarap album ini awal tahun 2018, selesai rekaman tahun 2020, namun baru bisa dirilis secara resmi paruh kedua tahun ini.
“Kami menggarap album ini dari nol, benar-benar blanknot, sama sekali tidak ada nada dan dasarnya. Kami ulang dari awal semua karena band ini melewati waktu istirahat lama sekali. Jadi kami meraba ulang apa yang mau kami kerjakan untuk menjadi nada dan musik, namun benang merahnya masih sama di genre metalcore,” jelas Dimas kepada mybalimusic.com.
Untuk “karya besar” ini, Dimas mengaku ia dan kawan-kawan personel lain tidak terlalu banyak atau secara khusus “mengkonsepkan” begini begitu. Semuanya dibiarkan mengalir apa adanya untuk mencari lagi music Instant Karma yang lama hiatus.
“Dan kami sedikit mendapatkannya. Dari keresahan-keresahan akirnya musil dan lirik dapat diselesaikan apa adanya, mengalir tanpa kepalsuan, hehehe ….,” ujarnya.
Hingga sampai saat ini, kata Dimas, Instant Karma masih suka mengeksplore genre metalcore, karena menurutnya, genre ini menerima atau memasukkan banyak unsur genre lain tanpa menghilangkan kemetalannya.
Ada 11 nomor yang dimasukkan di album Through this suffering, dua di antaranya adalah intro instrumen. Untuk tema lirik lagu, mereka mengangkat beberapa isu dan keresahan-keresahan masalah sosial seperti masalah kesehatan mental.
“Kami mengangkat mental health issues karena ternyata banyak sekali di sekitar kita yang kena mentalhealth issues yang tidak bisa disepelekan, tetapi mereka diam saja. Kami mencoba menghapus tentang stigma, jangan takut untuk bicara atau curhat dan berobat, walaupun kamu laki laki, dan kamu tidak gila,” jelas Dimas.
Dibentuk 2003, sebelumnya cukup lama Instant Karma telah merilis tiga lagu, yakni 6 Days 6 Year 6 Pain, Kabut Tergenggam, dan Aphrodity yang digarap tahun 2005. Single 6 Days 6 Year 6 Pain muncul pula di album kompilasi Rock After School #2 (2007) dan lagu Aphrodity terangkum di dalam album Grindcorner Bali Compilation (2006). Saat ini Instant Karma didukung formasi Dimas (gitar), Vito (gitar), Andra (bass), Gusde (drum), dan Tegar (vokal). (231)