
*CLASSIC ROCK AND BLUES COMMUNITY SIAP DIDEKLARASIKAN
BEBERAPA tahun lalu di awal 2000-an, sejumlah musisi pelaku dan penggemar musik rock klasik di Denpasar membentuk wadah Bali Classic Rock Community. Seiring waktu, wadah ini meredup hingga nyaris tak terdengar kiprahnya. Kini tiba saatnya, sejumlah pelaku musik rock klasik dan blues membentuk wadah baru dengan nama Classic Rock and Blues Community. Wadah yang disebut-sebut sebagai reborn komunitas rock klasik ini akan dideklarasikan dalam satu acara kumpul-kumpul musik di Warung Anglo, Renon, Denpasar, Sabtu, 13 Juni mendatang.
Kepada wartawan di Denpasar, Kamis (11/6), Erick Est. sebagai salah satu anggota tim kreatif wadah ini menjelaskan, ide awal membuat komunitas ini sederhana saja. Beranjak dari banyaknya musisi dan band yang main di tempat berbeda dan di hari yang berbeda, hingga muncul keinginan, sekali wakyu tidak memainkan mereka bersama-sama di hari yang sama. Dari sinilah muncul konsep membentuk komunitas untuk bersenang-senang,
“Poin-poin yang mau dibikin antara lain ada unsur suka-duka, ngumpul-ngumpul, ada acara interaksi,” jelas Erick.
Satu yang istimewa di waktu deklarasi, Sabtu nanti, akan ada acara nge-jamz antar musisi dengan membawakan satu nomor khusus yang diberi judul “Dari Pak De untuk Angeline”. “Ini sebagai bentuk simpati dan kepedulian dari kami, musisi-musisi, yang katakanlah jadi Pak De nya Angeline, bocah yang menjadi korban kasus kekerasan beberapa waktu lalu. Jadi kami akan persembahkan satu nomor, ada blues untuk Angeline,” tambah Manto, ketua …
Di acara deklarasi Sabtu nanti, sejumlah musisi yang turut meramaikan acara seperti grup Mushroom Blues, Bali Puisi Music, The Bluegger, Bayu & Friends, Denny & Friends serta sejumlah musisi lain. Meskipun namanya wadah komunitas, untuk “senang-senang” menurut Agus Sulendra, tetap dibangun dengan “serius” pula. Karenanya akan dibuatkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, AD/ART. Begitu pun struktur organisasi dibuat lengkap mulai dari dewan pembina hingga urusan logistic.
“Saya bukan pemusik, tetapi saya penghobi. Karenanya saya bersedia tempat saya dijadikan sekretariat, saya juga bersedia memfasilitasi pembentukan dan deklarasinya. Semangat yang ingin dikedepankan, intinya wadah ini tempat berkumpul penggemar classic rock dan blues antargenerasi, antaretnis, antaragama, tanpa batasan. Karena ini inginnya jadi wadah suka duka, maka kami non afiliasi baik ormas, politik, dan yang terpenting no drug. Siapapun yang mau senang-senang, ada batasnya. Silakan saja kalau mau nge-drug, tapi bukan di sini tempatnya,” papar Agus Sulendra.
Selengkapnya, memilki susunan pengurus dengan menempatkan Manto (ketua), Indrawan, Aryastawa, Wahde Indranata (sekjen), Oande Suarsana, Handy Saputra (bendahara), Darwin, Kiki, Kunyit, Yande, Bayu (music director), Erick, Centong (tim kreatif), Pipit dan Wawan (media), Angga, Tedy, Pala (dokumentasi), Yusdi, Pipink, Wayan “Jengki” Sunarta, Tan Lioe Ie (humas), Gogonk, Onnyk, Denny (logistik). *231